JAKARTA, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS jelang data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS kuartal III 2024.
Melansir Refinitiv, rupee dibuka hari ini Senin (25/11/2024) menguat 0,03% menjadi Rp 15.865/US$. Namun kurang dari empat menit setelah pasar dibuka, rupee melemah 0,03% ke Rp 15.875/US$.
Sedangkan DXY melemah 0,64% menjadi 106,86 pada pukul 08:57 WIB. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tertinggi kemarin di 107,55.
Pergerakan rupee hari ini terkait dengan DXY yang masih berada di level menguat, DXY sudah melemah cukup dalam pada pembukaan perdagangan hari ini sehingga memberikan peluang bagi rupee untuk menguat.
Kekuatan dolar AS adalah hasil dari kinerja Donald Trump pasca kemenangannya, yang kebijakan proteksionisnya terhadap penerapan tarif impor dan janjinya mengenai anggaran pemerintah AS yang efisien yang bertujuan mengurangi defisit telah membuat para pelaku pasar berekspektasi.
Sementara itu, ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga pada bulan Desember telah mereda.
Beberapa pengambil kebijakan The Fed menyatakan kekhawatirannya pada minggu ini bahwa pertumbuhan inflasi mungkin terhenti dan menyerukan kehati-hatian, sementara yang lain menekankan perlunya mempertahankan suku bunga tetap rendah.
Karena risiko inflasi dari usulan tarif perdagangan Presiden terpilih AS Donald Trump dan perubahan kebijakan yang sedang berlangsung, dolar AS kemungkinan besar tidak akan kehilangan kekuatan.
Namun sentimen tersebut mulai berkurang dan investor kini menunggu data estimasi PDB kedua untuk kuartal ketiga tahun 2024.
Sebelumnya, pertumbuhan PDB riil AS tetap sehat sebesar 2,8% pada kuartal ketiga tahun 2024, di bawah perkiraan konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan sekitar 3%.
Jika perekonomian AS terus tumbuh sesuai ekspektasi, DXY diperkirakan akan tetap kuat sehingga memberikan tekanan pada rupee.
RISET ILLINI NEWS (rev/rev) Simak video di bawah ini: Video: Nasib Rupee di Era Trump, The Fed Perlambat Penurunan Suku Bunga