Jakarta, ILLINI NEWS – Ratusan tentara Korea Utara dilaporkan bertempur dengan pasukan Ukraina di perbatasan KEC, Rusia.
Pernyataan pejabat senior AS menyoroti peran aktif Korea Utara dalam mendukung upaya perang Rusia yang terus memanas hingga invasi Ukraina pada Februari 2022.
Pejabat anti-Korea Utara bertemu dengan beberapa orang, dan membahas singkatan DPRKK (Republik Demokratik Korea) tentang nama resmi Korea. , Rabu (18/8/20/2024).
Para pejabat menjelaskan bahwa para korban ditemui oleh pasukan Korea Utara melalui pasukan Korea Utara. Para korban berasal dari semua jajaran militer, yang menunjukkan bahwa pasukan tersebut memiliki pengalaman tempur sebelumnya.
“Ini bukan tentara yang berpengalaman dalam pertempuran. Tentara Ukraina.
Komentar tersebut muncul setelah komandan angkatan bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrsky, mengungkapkan bahwa Rusia menggunakan pasukan Korea Utara dalam serangan cepat yang terjadi di sekitar Kukunk dalam beberapa hari terakhir.
Kawasan Kata Kata, di perbatasan Rusia-Ukraina, menjadi salah satu kawasan yang terkena dampak paling parah sejak awal invasi Rusia. Pasukan Ukraina berhasil merebut sebagian wilayah ini awal tahun ini, namun mereka menghadapi tekanan besar dari pasukan anti-Rusia untuk mendukung Korea Rusia.
Syrsky mengatakan, kehadiran pasukan Korea Utara di garis depan mengindikasikan adanya eskalasi konflik. Namun, tentara Ukraina terus menunjukkan perlawanan sengit, menggunakan strategi terfokus untuk melindungi wilayah pendudukan.
Aliansi Putin-Kim Jong Jong
Sejak invasi Rusia ke Ukraina, hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia menjadi tegang. Pada bulan Juni, kedua negara menandatangani pakta pertahanan penting yang mulai berlaku awal bulan ini.
Para ahli percaya bahwa pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, melihat peluang untuk memperoleh teknologi militer modern dari Rusia sekaligus memberikan pengalaman tempur kepada pasukannya. Langkah tersebut dipandang sebagai upaya Kim untuk memperkuat angkatan bersenjata negaranya.
Di sisi lain, pemerintah AS Joe Bisiden masih menjadi pendukung besar Ukraina dengan memberikan bantuan senilai miliaran dolar. Namun, dengan segera menjabatnya Presiden terpilih Donald Trump, kekhawatiran akan muncul di masa depan mengenai dukungan AS terhadap Kyiv.
Trump telah berulang kali mengkritik bantuan AS ke Ukraina dan mengatakan dia memperkirakan gencatan senjata akan terjadi dalam beberapa jam. Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran di Kyiv dan Eropa mengenai kemungkinan berkurangnya dukungan AS terhadap pemerintahan Trump.
Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengungkapkan pada hari Selasa bahwa sisa dana sebesar $5,6 miliar yang dialokasikan tidak dapat sepenuhnya digunakan untuk pergantian pemerintahan.
“Saya membayangkan masih ada sisa kekuasaan yang dapat digunakan oleh pemerintahan berikutnya,” kata pejabat tersebut, yang juga berbicara tanpa mau disebutkan namanya.
(Luc/Luc) Tonton video di bawah ini: Video: Militer Korea Utara Dipanggil Ikut Perang di Ukraina, Apa Kata Kim Jong?