Jakarta, ILLINI NEWS – Survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2024 menunjukkan penurunan optimisme masyarakat terhadap masa depan perekonomian Indonesia. Meski masih dalam kategori bullish, Indeks Keyakinan Konsumen (CII) mencapai titik terendah dalam dua tahun di bulan Oktober.
Survei konsumen BI ini menunjukkan IKK Oktober 2024 berada di angka 121,1. Indikator ini lebih rendah 2,4 poin dibandingkan level September, tepatnya 123,5. Tingkat IKK pada Oktober 2024 ini juga lebih rendah dari rekor sebelumnya pada September 2023 yang IKK-nya hanya sebesar 121,7.
Melemahnya IHK pada Oktober 2024 disebabkan oleh pelemahan yang juga terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (ICE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (ICE). Pada bulan Oktober, IKE tercatat sebesar 109,9, atau lebih rendah 4,0 poin. Sedangkan IEK berada di 132,4 poin yang berarti berkurang 0,7 poin.
Profesor Telisa Aulia Falianty dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai penurunan kepercayaan konsumen ini bukanlah hal yang mengejutkan. Menurut dia, sepanjang tahun 2024 akan terjadi serangkaian peristiwa yang dapat melemahkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian.
Ia mengatakan, peristiwa pertama yang mempengaruhi kepercayaan konsumen adalah deflasi berturut-turut selama 5 bulan pada Mei hingga September 2024. Menurut dia, peristiwa deflasi berturut-turut tersebut merupakan indikasi melemahnya daya beli masyarakat.
“Hal ini menunjukkan melemahnya daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok menengah,” kata Telisa, Senin (11/11/2024).
Telisa mencatat tingginya angka PHK juga melemahkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian. Kekhawatiran tersebut, kata dia, memuncak ketika sebuah perusahaan tekstil raksasa mengajukan pailit dan berpotensi merumahkan puluhan ribu pekerjanya.
“Itu juga mengurangi kepercayaan diri,” katanya.
Ia meyakini, seluruh kekhawatiran konsumen kemudian terkait dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024 yang berada di bawah 5%. Menurut dia, perlambatan pertumbuhan ekonomi memberikan sinyal kepada konsumen bahwa kondisi perekonomian Indonesia kurang baik.
“PDB kita turun menjadi 4,95%, yang mungkin juga mengurangi kepercayaan konsumen,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk mengembalikan kepercayaan konsumen, pemerintah harus memberikan berbagai insentif. Menurut dia, insentif harus ditujukan untuk menjaga daya beli masyarakat.
“Kami berharap akhir tahun ada stimulus lanjutan dari pemerintahan baru untuk menjaga daya beli masyarakat,” ujarnya.
(haa/haa) Simak videonya di bawah ini: Video: Data ini menjadi bukti bahwa hidup masyarakat Indonesia semakin sulit. Apa alasannya? Artikel selanjutnya WNI Malas Beli karena Dolar Terus-menerus di 16.000 Rupiah