Jakarta, ILLINI NEWS – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin membangun jaringan gas (Jargas) untuk 2,5 juta rumah tangga (SR). Lebih lanjut, tujuan tersebut sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, saat ini targetnya adalah menyambungkan 850.000 rumah. Artinya, masih terdapat sekitar 1,5 juta sambungan gas untuk mencapai target RPJMN.
Artinya PR-nya masih di atas 1,5 juta. Yang perlu kita lakukan, nah, 1,5 juta itu harus sampai 5 tahun. Bagaimana caranya, jelas Laode, di Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah saat ini tengah mendorong masyarakat untuk menggunakan tangki bensin untuk berpartisipasi dalam rencana pembangunan 3 juta rumah dalam setahun. Kementerian Energi dan Mineral menyatakan sedang mengkoordinasikan pembangunan jalur gas untuk pembangunan gedung tersebut.
“Kita sudah sempat mengoordinasikan surat-surat dari nabi kepada nabi. Sekarang kita ingin melanjutkan kerja sama itu,” kata Laode.
Saat ini, pemerintah sedang membuat undang-undang baru bagi swasta untuk ikut serta dalam pembangunan Jargas melalui program Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Tujuannya, undang-undang tersebut bisa selesai dalam waktu 100 hari sejak Kabinet Merah Putih dipimpin Presiden RI Prabowo Subianto. Melalui proses KPBU, pemerintah akan melakukan lelang untuk menjual lokasi pembangunan Jargas.
Oleh karena itu, kemungkinan penjualannya akan dimulai pada tahun 2025. “Jadi tahun 2025 kita akan menjual, mudah-mudahan ada pemenangnya. Tahun 2026 kita akan memulai pembangunan PPP Jargas yang pertama,” kata Laode.
Pasalnya, hingga saat ini pengerjaan pembangunan di Jargas masih menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dikerjakan oleh BUMN. Artinya pemerintah masih berperan besar dalam pengembangan Jargas.
Kami berharap 200 ribu rumah terkoneksi bisa dibangun dengan rencana PPS. “Nah nanti pengusahanya bisa mendukung kalau sudah mencapai 200 ribu SR,” jelas Laode.
Untuk meningkatkan minat pihak swasta membangun Jargas, kata Laode, pihaknya akan memberikan Feasibility Support atau Viability Gap Fund (VGF) atau dukungan pemerintah berupa sebagian biaya pembangunannya.
“Kalau VGF KPBU bisa dikabulkan, butuh dana segera setelah dibangun. (Misalnya) 100% uangnya disokong 49% oleh Pemerintah. Maksimal 49%, oleh Kementerian Keuangan, dia menekankan. Laode.
(pgr/pgr) Simak video di bawah ini: Video: PGN Harap Truk Gas dari Aceh hingga Jawa Timur bisa tersambung dalam 5 tahun