JAKARTA, ILLINI NEWS – Banyak bank swasta yang bersiap menutup atau menutup Unit Usaha Syariah (UUS). Hal ini sejalan dengan upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam memperkuat industri perbankan syariah.
Diketahui, UUS perbankan memisahkan POJK no. 12 Tahun 2023 yang mengatur UUS harus dipisah jika 50% kekayaan dan/atau total kekayaan induk mencapai Rp 50 triliun.
Diantaranya, UUS PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), CIMB Syariah yang asetnya mencapai Rp 64,83 triliun per 30 Juni 2024. Direktur CMB Perbankan Syariah Nyaga Pandeji P Jazanegara mengatakan, pihaknya meminta pengurangan waktu dari apa yang akhirnya akan berakhir. 2025 hingga triwulan pertama tahun 2025 2026
Tidak akan mengganggu proses penyusunan laporan keuangan dari CMB Naiga selaku induk perusahaan dan tidak akan mengganggu proses penganggaran spin-off ini.
“Jadi yang kita lakukan hari ini terus mempersiapkan izinnya. Kita masih melihat apakah kita akan menjalankan model yang ditetapkan syariah di CMB Niagara atau ada perubahan model. Ya, model kita adalah Hermes Palace. dikutip Senin (28/10/2024) “Apakah ada cara yang lebih baik, pilihan lain misalnya?” kata Pandey di hotel yang kini 100% menguntungkan.
Dijelaskannya, pihaknya sedang menganalisis gap antara UUS saat ini dengan masa depan menjadi Bank Umum Syariah (BUS).
Pandeji mengatakan CMB akan menjadi perseroan terbatas (PT) baru setelah Suriah. Dalam konteks ini, CIMB Nayaga tidak berniat mengakuisisi bank syariah lain Sebab, menurut Pandji, membuka PT baru lebih mudah dibandingkan membeli bank lain, dan modal inti CMB Suriah cukup untuk menjadi Bank KBME I.
“Buka PT baru lebih mudah dari pada beli bank baru. Kenapa tidak kita cari bank baru? Karena kalau kita spin off, rencananya kita akan melebihi modal minimal yang ditetapkan OJK. Kalau modal masih minimal , Kami akan melakukan hal lain. “Cari saja, tapi modal bank mencukupi,” kata Pandeji.
Selanjutnya PT Bank Permata Tbk (BNLI) juga sedang mempersiapkan UUS-nya untuk spin-off Per September 2024, aset Parmata Bank Syria tercatat sebesar Rp36,65 triliun.
Saat Permata Bank berganti nama sebulan lalu, Kepala Eksekutif Pengawasan Bank OJK Diane Ediana Roy menyarankan agar bank milik Bangkok Bank itu bisa berkontribusi lebih besar pada sistem perbankan Indonesia dengan melakukan upgrade ke KBMI 4. Spin-off UUS untuk mewujudkan Syariah dalam skala yang lebih besar
Rudy Sardar Ahmed, Direktur Unit Usaha Keuangan dan Syariah Permata Bank, mengatakan timnya saat ini fokus pada pengembangan UUS. Permata Bank Syria akan fokus pada segmen personal dan korporasi, ujarnya.
Namun belum diketahui kapan spin-off tersebut akan dilakukan Meski demikian, Presiden Direktur Permata Bank Melissa M. Rusley mengatakan pihaknya akan mendukung upaya integrasi perbankan syariah yang digalakkan OJK.
Meliza menegaskan, pihaknya bersinergi dalam memajukan bisnis syariah antara UUS dan induknya. Bangkok Bank tidak memiliki cabang bisnis syariah, namun mereka juga melayani wilayah Thailand selatan, yang memiliki populasi Muslim besar di seluruh negeri.
“Dan tentunya mereka sangat menghormati bahwa mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Jadi pengembangan bisnis syariah melalui Bangkok Bank,” kata Meliza di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, Senin (28/10). / 2024)
Rudy dan Meliza menambahkan, masuknya Permata Bank ke Bangkok Bank dapat memperluas divisi Permata Bank di Suriah di masa depan. Dengan demikian, Parmata Bank Syria dapat diakui sebagai bank internasional melalui jaringan induknya
“Jadi sampai saat ini misalnya ada perusahaan yang kita dukung melalui perbankan syariah, transaksi lintas batas negaranya sulit. Sekarang kita bisa membantu langsung melalui perusahaan syariah kita, komunikasi dengan cabang bank Bangkok di luar Indonesia. gotong royong. Membangun perbankan syariah berarti kita menjadi jaringan global,” jelas Meliza. Untuk spin off guna menyelesaikan Semester I 2025