Jakarta, ILLINI NEWS- Konstituen Saham Indeks Harga (CSPI) naik 65,87 poin atau 1% menjadi 6,6679,35 dalam Sesi Perdagangan II pada hari Jumat (4/25/2025).
Sebanyak 398 saham meningkat, 180 jatuh dan 220 tidak bergerak. Sore ini, nilai transaksi cukup lancar atau RP. 7,09 triliun yang melibatkan 15,58 miliar saham pada 845.842 transaksi. Kapitalisasi pasar telah meningkat menjadi 11.586,47 triliun.
Dengan nama -nama refinisasi, sebagian besar stok berada di lingkungan hijau. Pelanggan terpenting yang memprovokasi tertinggi atau 2,6%. Ini diikuti oleh keuangan 1,14% dan properti 0,94%.
Jika diatur, saham bank sore ini adalah dorongan JCI yang paling penting. BBCA meningkat sebesar 1,77% dan menyumbangkan 10,24 poin indeks. Lalu ada Goto dan ASII indeks 8,68 poin dan indeks 4,90 poin.
Lalu ada Bank Mandiri (BMRI) yang menyumbang indeks 4,41 poin.
Selain itu, saham UNVR yang diumumkan akan mendistribusikan dividen 100% dari keuntungan tahun keuangan 2024 untuk berkontribusi pada indeks 3,31 poin untuk pertumbuhan CSPI. Saham UNVR telah dicatat pada 17,39% sejak pagi ini.
Sebagai informasi, JCI masih resisten terhadap penerimaan laba dan Rupiah juga menghadapi tantangan dividen bank besar.
Secara teknis, JCI menguji dalam posisi 6,600 resistensi horizontal dari garis horizontal yang diambil dari 14 Maret 2025.
Dengan penutupan lilin kemarin, menunjukkan bahwa posisi saat ini cenderung memanfaatkan karena JCI telah meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Kemungkinan dukungan diuji pada tingkat 6300. Posisi ini sangat penting, karena untuk keluar dari musim gugur, JCI setidaknya harus membentuk lebih rendah.
Sementara itu, awal tahun Indeks Dolar AS (AS) atau DXY telah turun lebih dari 8%, tetapi Rupiah belum menghargai, yang merupakan kasus di mana koin Garuda mendekati periode krisis RP17.000/AS, yang merupakan penurunan pada periode 1998 dan 2008 dan 2008 dan 2008 2008.
Kemudian perusahaan investasi global di Zurich, Swiss, UBS Group, diketahui meningkatkan rekomendasi untuk kepentingan pertukaran Indonesia menjadi ‘kelebihan berat badan’.
Meningkatnya rekomendasi ekuitas bank global untuk saham Indonesia diyakini memiliki pandangan protektif terhadap situasi internal, dengan evaluasi saham yang berada di dekat tingkat terendah Pandemi Covid-19, dan memiliki kemungkinan dukungan dari dana pelat utama.
Perubahan penilaian ini menjadi salah satu perasaan positif, karena sebelumnya ada dua lembaga global, yaitu Goldman Sach dan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang mengurangi peringkat pasar saham Indonesia. (FSD/FSD) Tonton video di bawah ini: Video: IHSG & Rupiah Perkasa, sektor manakah target pasar? Item IHSG berikutnya membuka merah, lagi pada tingkat 7.100