Jakarta, ILLINI NEWS – Wakil Ketua dan Anggota Dewan Ekonomi Indonesia Mari Elka Pangest telah mengungkapkan kekuatan rakyat Indonesia tahun ini.
Pada saat itu, Elka Vat berbicara tentang situs DEN tentang keputusan kebijakan pemerintah untuk peningkatan 12%. Menurutnya, orang -orang dilemahkan dari analisis daya pembelian.
“Pada saat itu kami menganalisis kesempatan untuk membeli energi, tidak ada peluang, dan pada kenyataannya daya beli data lemah. Kami khawatir itu akan memperlambat pertumbuhan.”
Jadi selama waktu itu, Den memberikan 2 hal PPN sebagai bantal terhadap dampak 12%. Kelas kelas bawah dan menengah membutuhkan inspirasi kerusakan (kelas menengah yang ambisius).
“Jadi dukungan bukan hanya dukungan dari dukungan (BLT) tetapi juga kelas menengah. Kemudian salah satu penawaran adalah 50%dari pengurangan listrik, karena targetnya adalah kelas menengah,” katanya.
Sebelumnya, pada 5 November 2024, Presiden Probovo Subayanto, bersama dengan semua anggota DEN, bertemu dengan anggota DEN. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Menteri Koordinasi Ekonomi Harto sebagai Airlong.
Airlong telah mengungkapkan bahwa daya beli kelas menengah akan berkurang. Begitu banyak penawaran program yang dibahas.
“Ada proposal yang terkait dengan program ini, agitasi adalah kelas menengah, di mana daya beli kelas menengah akan berkurang,” kata Airlong kepada wartawan setelah pertemuan.
Jadi kembali dari stimulus menjadi mengurangi efektivitas pertumbuhan PPN, yang mempengaruhi daya beli orang.
Menurut Airlong, kelas menengah adalah tuas dalam pertumbuhan ekonomi di masa depan. Pemerintah saat ini sedang meninjau kebijakan pemerintah.
“Termasuk konsesi bahan bakar, kami akan meningkatkannya dan menghitung langkah -langkah kompensasi yang ingin Anda lakukan. Proposal ini diharapkan dalam bentuk langsung masyarakat. Bahkan kemudian pemerintah sedang melakukan penelitian.”
Pada saat itu, Den mengusulkan untuk memberikan bantuan sosial, untuk menggunakan BLT dan pengeluaran pemerintah.
Pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan keuangan ketika PPN berlaku pada tahun 2025. Salah satunya adalah diskon 50% untuk 2.200 volt pengguna daya.
Selain itu, pemerintah telah merilis PPH untuk pengurangan pajak PPN 0%, 10 kilogram beras untuk 16 juta orang, insentif Pasal 21 PPH, gaji hingga $ 10 juta per bulan, serta bisnis MSM untuk bisnis MSME.
Nilai Paket Stimulus Pemerintah Rp 38,6 triliun. .