Jakarta ILLINI NEWS, Indonesia – Indeks Saham Gabungan (IHSG) akhirnya bisa pulih pada awal perdagangan sesi I Jumat (8/11/2024) setelah beberapa hari terakhir sempat anjlok hingga kembali ke level psikologis 7.200.
Hingga pukul 09:08 WIB, IHSG menguat 1,01% ke 7.316,71. IHSG pun kembali ke level psikologis 7.300 setelah kemarin sempat anjlok ke level mental 7.200.
Nilai operasi indeks pada awal perdagangan sesi I hari ini mencapai sekitar Rp 1,2 triliun dengan volume operasi 1,2 miliar saham dan diperdagangkan sebanyak 101.492 kali.
Akhir pekan ini mulai banyak bermunculan emosi positif yang berpotensi membawa IHSG kembali ke zona hijau.
Bank Sentral AS (The Fed) akhirnya kembali memangkas suku bunga Cadangan devisa Indonesia tetap tebal Apa politiknya?
The Fed kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu AS atau Jumat pagi waktu Indonesia.
Pengurangan sebesar 25 poin ini merupakan yang kedua kalinya The Fed mengadakan dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berturut-turut. The Fed sebelumnya memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September tahun lalu. Akibatnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin.
Seperti diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian mempertahankan suku bunga pada 5,25-5,50% antara September 2023 dan Agustus 2024 atau lebih selama satu tahun.
Dalam pernyataannya, The Fed menjelaskan pihaknya memangkas suku bunga karena yakin inflasi AS mendekati target 2%. Indikator perekonomian terkini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian terus berkembang dengan pesat.
“Pengangguran meningkat namun tetap rendah. Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target 2%, namun masih relatif tinggi,” tulis The Fed dalam situs resminya.
Penurunan suku bunga akan menjadi favorit pasar keuangan global karena akan mendorong bank sentral lain untuk menurunkan suku bunganya, termasuk Bank Indonesia (BI). Menurunkan suku bunga akan menambah likuiditas ke pasar, yang akan menghidupkan kembali perekonomian.
Kabar baik juga datang dari perekonomian negara yang cadangan devisanya masih tebal, diharapkan dapat dijadikan sebagai penguat lebih lanjut mata uang Indonesia.
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar $151,2 miliar. Pencapaian tersebut sebesar $1,3 miliar, naik dari sebelumnya $149,9 miliar.
Peningkatan cadangan devisa berasal dari berbagai faktor, pendapatan, pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri dari pemerintah.
Data menunjukkan bahwa cadangan devisa setara dengan 6,6 bulan pembiayaan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan melebihi standar impor internasional sekitar 3 bulan.
BI menilai cadangan devisa mampu menopang ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
“Ke depan, Bank Indonesia menilai cadangan devisa cukup untuk menopang ketahanan sektor eksternal. Outlook ekspor tetap positif dan neraca operasional keuangan dan modal diperkirakan akan terus mencatat surplus sejalan dengan hal tersebut. “Investasi. Persepsi positif terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik terus mendukung ketahanan eksternal.”
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Awal Pekan Menguat Lebih dari 1%, IHSG Capai 7.300 Artikel Berikutnya Setelah jeda panjang, IHSG Terbuka, Akankah Menderita atau Naik?