Jakarta, ILLINI NEWS – Kinerja investasi hulu migas (migas) Tanah Air tahun ini memang tak sehebat tahun lalu. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat nilai sebesar USD 5,6 miliar atau setara Rp 90,7 triliun (asumsi kurs Rp 16.200 per USD) pada termin 1-2024.
Kinerja tersebut masih jauh dari maksimal atau hanya 31,6% dari target yang ditetapkan sebesar USD 17,7 miliar atau Rp 286,8 triliun pada tahun ini. Padahal, sepanjang tahun 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi investasi migas mencapai USD 15,6 miliar atau setara Rp 243,27 triliun (asumsi kurs Rp15.594). Menyikapi hal tersebut, pemerintah menyiapkan empat langkah untuk menarik investasi hulu migas, antara lain melalui eksplorasi potensi migas, penerapan teknologi optimalisasi produksi, reaktivasi lapangan tidak aktif, dan kebijakan strategis baru.
Direktur Pembinaan Program Hulu Migas Ariana Soemanto mengatakan, dalam upaya penggalian potensi migas, pemerintah saat ini fokus pada upaya eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia, khususnya di 5 wilayah seperti seperti Buton, Timor, Seram, Aru dan Papua.
“Dari 5 wilayah ini sudah ada blok migas baru, sudah ada calon blok yang akan dilelang bulan depan. Kajian eksplorasi untuk bergabung juga sedang dilakukan,” jelas Ariana dalam keterangan resminya baru-baru ini.
Meski upaya menarik investor cukup menantang, investor asing tetap melihat besarnya potensi sektor hulu migas di Tanah Air. Salah satunya adalah Investment Group di Dubai, Uni Emirat Arab, Seed Investment Group yang berinvestasi sebesar USD 75 juta.
Perusahaan pengembangan dan pengelolaan permodalan yang bergerak di bidang strategi investasi telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Starborn Energy Bontang. Nota kesepahaman (MOU) ditandatangani kedua belah pihak pada 30 Mei 2024.
Selain itu, penandatanganan Joint Venture antara kedua pihak ini juga melahirkan SPV (Special Purpose Vehicle) baru antara kedua pihak yang diberi nama Seed Exploration & Production.
“Kami sangat senang menyambut Starborn Energy Bontang sebagai bagian dari Seed Investment Group,” ujar CEO Seed Investment Group, Dr. Shakir Nur dalam keterangan tertulisnya dikutip Kamis (10/10/2024).
Kolaborasi ini merupakan langkah strategis Seed Investment Group untuk memperkuat kehadirannya di pasar energi, menjamin pasokan energi berkelanjutan, teknologi canggih, dan mendiversifikasi portofolio layanan perusahaan.
Sebagai perusahaan baru di Indonesia, Seed Investment Group berharap kemitraan ini dapat memperluas portofolio layanan dan memberikan solusi inovatif bagi kliennya.
“Kemitraan ini menegaskan kembali komitmen kami untuk terus memberikan layanan terbaik dan solusi mutakhir kepada pelanggan kami. Dengan gabungan kekuatan yang ada, kami yakin dapat lebih memenuhi kebutuhan pasar yang berkembang,” lanjut Shakir Nur.
Starborn Energy Bontang dikenal dengan pengalaman panjang di sektor minyak dan gas, serta aliansi strategis yang kuat dengan berbagai pemain besar di industri tersebut. Seed Investment Group melihat perusahaan ini memiliki basis pelanggan yang kuat dan reputasi yang baik dalam hal kualitas dan inovasi.
Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian Starborn Energy Bontang, Seed Investment Group bertujuan untuk memberikan solusi yang lebih komprehensif kepada kliennya, sekaligus mendorong pertumbuhan dan nilai tambah di sektor minyak dan gas melalui kemajuan teknologi yang didukung oleh aliansi ini.
Shakir Nur menegaskan, kemitraan ini sejalan dengan strategi pertumbuhan jangka panjang Seed Investment Group yang berfokus pada inovasi dan peningkatan layanan. Pelanggan kedua perusahaan diharapkan dapat menikmati transisi yang lancar dan tetap mendapatkan layanan unggul yang telah menjadi ciri khas masing-masing perusahaan.
(bul/bul) Simak video berikut: Video: Menteri Rosan bidik investasi Rp 1,9 triliun di 2025 Artikel selanjutnya Jangan sok, ini manfaat World Water Forum ke-10 untuk RI