JAKARTA, ILLINI NEWS – Selama 10 tahun menjabat, Presiden Joko Widodo telah banyak membangun infrastruktur di seluruh Indonesia. Untuk pembangunan infrastruktur yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) saja, pemerintahan Presiden Jokowi telah mengeluarkan dana sebesar Rp1,855 triliun. Lalu apa dampak pembangunan tersebut terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia?
Susivijono Mogiarso, Deputi Bidang Pembangunan Daerah dan Perencanaan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan dampak pembangunan dapat dilihat dalam tiga hal. Ia antara lain mencontohkan adanya tren peningkatan jumlah penduduk bekerja; Tren penurunan tingkat pengangguran yang stabil; Dan angka kemiskinan, serta kemiskinan ekstrem, terus menurun selama dekade terakhir.
Susiwijono dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (7/10/2024) mengatakan, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia terkena dampak signifikan dan positif dari pembangunan dan pembangunan infrastruktur secara besar-besaran dan berskala besar.
Ia menjelaskan, dampak pembangunan infrastruktur terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja sangat luar biasa. Setelah pandemi Covid-19 mereda pada tahun 2021, jumlah pekerja akan meningkat signifikan pada tahun 2022-2024, ujarnya.
Ketua tim pelaksana Komite Percepatan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) ini mengatakan, jumlah angkatan kerja juga akan meningkat menjadi 3,6 juta orang pada tahun 2024. “Ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang bertambah 3,0 juta orang,” kata Sucivijono.
Ia menambahkan, angka pengangguran di Indonesia juga semakin menurun karena adanya pembangunan infrastruktur. Susiwijono mengatakan tingkat pengangguran akan turun menjadi 4,8% dari jumlah penduduk pada tahun 2024. Menurut dia, angka tersebut lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Bahkan pada tahun 2024 akan mencapai 4,82% penduduk, lebih rendah dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19, ujarnya.
Selain itu, Susiwijono mengatakan tingkat kemiskinan dan kemiskinan ekstrem juga terus mengalami penurunan. Ia mengatakan penurunan tersebut terutama terjadi pada kemiskinan ekstrem yang mencapai 0,83%. Menurut dia, angka tersebut mendekati target pemerintah yaitu 0% kemiskinan ekstrem.
Mengutip data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta KPPIP, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, berbagai infrastruktur telah dibangun Jokowi selama 10 tahun menjabat.
Antara lain telah dibangun jalan tol sepanjang 2.432 km, jalan nasional baru sepanjang 5.999 km, dan jembatan sepanjang 125.904 meter. Selain itu, pemerintahan Presiden Jokowi juga telah membangun 11 pelabuhan, 20 bandara, dan 7 proyek kereta api.
Untuk kedaulatan pangan, pemerintah telah menyelesaikan pembangunan 53 bendungan, pembangunan jaringan irigasi baru seluas 1,2 juta hektar, dan rehabilitasi irigasi seluas 4,6 juta hektar. Tak ketinggalan, pembangunan waduk sebanyak 1.371 unit juga sedang dilakukan.
Sementara itu, untuk mendukung pengembangan industri hilir, telah dikembangkan 22 Kawasan Ekonomi Khusus di seluruh Indonesia mulai dari Aceh hingga Sorong, Papua. Selain itu, lebih dari 100 kawasan industri dan 3 perkebunan pangan dikembangkan di Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, dan Merauke di Papua.
Di sisi lain, khusus proyek PSN, Susiwijono mengatakan selama 8 tahun pelaksanaan (2016-2024), pemerintah berhasil menyelesaikan 210 proyek dengan nilai investasi Rp 1,855 triliun di seluruh Indonesia. PSN ini, kata dia, dibangun dengan paradigma Indonesiasentris dengan cakupan pembangunan seluruh Indonesia.
Dampak ekonomi dari pembangunan berbagai proyek PSN, menurut hasil kajian LPEM UI, pembangunan yang dilakukan pada tahun 2016-2023 berhasil menghasilkan nilai ekonomi sekitar Rp 3,344 triliun, kata Suciwijono.
Ia menegaskan, pemerintah akan terus mendukung pembangunan infrastruktur yang berdampak pada masyarakat. Komitmen terhadap keberlanjutan ini tercermin dari APBN 2025 yang dianggarkan sebesar Rp 400,3 triliun untuk pembangunan infrastruktur. APBN 2025 dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.
Susiwijono mengatakan, anggaran tersebut antara lain diperuntukkan bagi pengembangan pelayanan dasar dan pangan; 3.884 rumah susun dan 596 unit perumahan khusus, serta sarana dan prasarana pendidikan, serta infrastruktur digital. Dia mengatakan pemerintah sedang mengembangkan skema pembiayaan kreatif untuk pembangun infrastruktur. Salah satu skema Kerja Sama Pemerintah dan Dunia Usaha (KPBU).
“Mengingat kebutuhan pendanaan dan investasi untuk pertumbuhan dan pembangunan infrastruktur, maka pembiayaan non-APBN perlu didorong,” ujarnya. (mij/mij) Tonton video di bawah ini: Video: Catatan! Ini Rapor 10 Tahun Jokowi Artikel berikutnya Negara Krisis Air Dunia, Jokowi Bangun Bendungan Lebih Cepat