illini news Pemerintah Kaji Ulang Rencana Moratorium Smelter Nikel

Bali, ILLINI NEWS – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan mengkaji rencana moratorium atau pelarangan pengoperasian fasilitas pemurnian dan pengolahan nikel (smelter) di Indonesia. Sebelumnya direncanakan tidak akan dikembangkan alat peleburan nikel khususnya jenis Rotary Furnace Electric Furnace (RKEF).

Sebab, jumlah smelter nikel tipe RKEF terlalu banyak. Kini, kata Wakil Menteri Energi dan Mineral Juliot Tanjung, pihaknya akan mengkaji ulang rencana moratorium smelter yang mengolah nikel kadar rendah di Indonesia.

Salah satu alasannya adalah untuk memenuhi kebutuhan industri akan produk nikel yang dihasilkan smelter RKEF di Indonesia.

“Jadi, tidak terlihat seperti moratorium. Kalau kita moratorium, dampaknya sangat besar terhadap industri, malah meningkat,” kata Juliot pada pertemuan ASEAN Mining Conference (AMC) 2024. ), Meru Sanur, Bali, dikutip Selasa (19/11/2024).

Juliot memperkirakan kebijakan moratorium smelter nikel RKEF dapat dilaksanakan jika pasokan nikel dari smelter RKEF di Indonesia berlebih dan dapat memenuhi kebutuhan industri.

“Moratorium smelter ini perlu dikaji ulang. Industri juga butuh. Jadi kalau kita memberlakukan moratorium ini, kalau memang pasokannya berlebih, kita juga bisa melakukan evaluasi, dan salah satu kebijakannya adalah moratorium,” ujarnya.

Namun sejauh ini, tegas Juliot, pemerintah belum mengambil langkah untuk menegakkan moratorium pabrik nikel lokal RKEF.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjens Minerba) Kementerian ESDM Tri Vinarno menambahkan, pihaknya sebelumnya telah mempertimbangkan kemungkinan pelarangan atau penerapan moratorium pabrik nikel lokal RKEF.

Namun, partai tersebut kini tengah mengkaji ulang apakah pemerintah sebaiknya menerapkan moratorium tersebut.

“Iya, masih dievaluasi. Kalau dulu ada pembahasan moratorium RKEF (peleburan), sekarang dievaluasi kembali, mana yang pantas misalnya,” kata Tree bersamaan.

Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), komoditas nikel Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia atau setara dengan 23% cadangan dunia.

Total sumber daya nikel sebanyak 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam. Komoditas ini masih memiliki wilayah atau greenfields yang belum tereksplorasi, antara lain wilayah penghasil nikel di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. (pgr/pgr) Simak video di bawah ini: Video: Produksi Nikel Berhenti, Pengusaha Teriak Artikel Berikutnya Kuasai 22% Cadangan Nikel Dunia, RI Bisa Jadi ‘Raja’ Baterai!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *