Jakarta, ILLINI NEWS – Kinerja Indeks Saham Gabungan (IHSG) masih mengecewakan. IHSG turun 6,17% menjadi 7.308,67 sejak 23 Oktober hingga perdagangan kemarin (13 November 2024).
Penurunan IHSG yang pertama kali dalam hampir sebulan ini disebabkan investor asing hengkang dari pasar saham Indonesia. Penjualan bersih di luar negeri pada bulan lalu sebesar Rp 12,59 triliun.
Penurunan IHSG yang pertama kali dalam hampir sebulan ini disebabkan investor asing hengkang dari pasar saham Indonesia. Penjualan bersih di luar negeri pada bulan lalu sebesar Rp 12,59 triliun.
Namun, sebagian investor bisa mendapatkan keuntungan dari emiten tertentu yang harganya justru naik signifikan saat IHSG turun signifikan.
Riset ILLINI NEWS menyebutkan, ada sepuluh emiten yang menguat signifikan saat IHSG terpuruk. Dikendalikan oleh emiten konglomerat Indonesia.
Grup Lippo mendominasi 10 besar saham yang menguat di bulan melemahnya IHSG. Kenaikan saham tiga saham Grup Lippo yakni MLPT, MLPL dan MPPA didorong kabar baik dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). LPKR akan mendapat pembiayaan baru dari penjualan PT Siloam International Hospital Tbk (SILO). Penerbit Grup Lippo lainnya tidak terkena dampak langsung.
Saham konglomerat lain yang melonjak antara lain milik konglomerat Tommy Winata, termasuk PT Bank Asa Graha International Tbk (INPC) yang harga sahamnya mengalami kenaikan tajam. Kenaikan harga saham INPC bertepatan dengan laba bersih perseroan kuartal III 2024 yang naik menjadi Rp 127 miliar dari Rp 125,78 miliar pada kuartal III 2023.
Belakangan, di tengah pelemahan IHSG, tiga saham grup Bakrie juga menguat sekaligus. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mengalami kenaikan signifikan akibat kendala operasional bisnis dan masuknya Salim ke saham DEWA. Sebelumnya, terdapat rencana konversi utang DEWA yang berbentuk obligasi korporasi menjadi ekuitas melalui fasilitas convertible debt. Pembeli obligasi DEWA diyakini adalah Antoni Salim.
PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pun ikut melonjak. BRMS melonjak seiring naiknya harga emas global. Sementara itu, harga saham BUMI melonjak setelah mendapat rating idA+ dari PT Pemeringkat Efek India (Pefindo).
Saham konglomerat lainnya, PT Sorsi Sinergi Digital Tbk (WIFI) milik Hashim Jojohadikusmo, saudara Presiden terpilih Prabowo Subianto, juga berkinerja sangat positif. Selain sentimen kemenangan Prabowo, WIFI mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 355% menjadi Rp 159 miliar pada kuartal III 2024 dibandingkan Rp 35 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Tak menarik jika harga saham Prajogo Pangestu tidak meroket, namun PT Petrosea Tbk (PTRO) juga mampu membukukan kinerja harga saham yang sangat baik meski IHSG sedang lesu. Diketahui, PTRO kembali mendirikan anak perusahaan baru PT Petrosea Infrastruktur Nusantara dan diberi nama PT Lintas Kelola Berlaba. Tujuan didirikannya Lintas Kelola Profitable adalah untuk bergerak di bidang jasa pertambangan dan kegiatan profesional, ilmiah dan teknis.
Harga saham konglomerat lainnya yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), perusahaan milik Sugiant Kusuma alias Aguan, terus naik. Kenaikan saham PANI tak lepas dari peningkatan tajam kinerja bisnis.
PANI melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 91% pada kuartal III 2024. Merujuk laporan keuangan terkini dari keterbukaan BEI, laba bersih Perusahaan Pengembangan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 per September 2024 tercatat sebagai berikut: 487 miliar rupiah . Sementara itu, perseroan diperkirakan membukukan laba sebesar Rp 254,55 miliar pada tahun 2023.
Berikut 10 saham yang melonjak saat kinerja IHSG lesu.
Survei ILLINI NEWS
[dilindungi email] (dilihat/dilihat)