JAKARTA, ILLINI NEWS – Saham-saham milik konglomerat Indonesia menjadi fokus investor lokal dan asing di tengah terus menguatnya kinerja keuangan pada kuartal III-2024.
Terpantau, lima emiten konglomerat Indonesia mampu membukukan pertumbuhan laba signifikan pada kuartal III 2024 year on year seiring dengan kenaikan harga sahamnya.
Penerbit milik Sugianto Kusuma, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) melaporkan lonjakan laba bersih sebesar 91% pada kuartal III-2024.
Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, laba bersih perusahaan pengembang Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 pada September 2024 tercatat sebesar Rp 487 miliar. Sedangkan pada 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp 254,55 miliar.
Sedangkan di lini atas, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun. Pencapaian ini meningkat 21% dibandingkan Rp 1,7 triliun pada tahun lalu.
Pertumbuhan pendapatan ini didukung oleh segmen kavling komersial, segmen produk komersial dan segmen residensial yang menjadi fokus utama PANI sebagai pengembang yang telah memperkuat visi dan misinya untuk menciptakan kota terpadu yang memiliki fasilitas yang dibutuhkan kawasan kelas menengah dan menengah. . . , termasuk pembangunan fasilitas terkait MICE (Meeting, Incentive, Conference dan Exhibition), serta Tol KATARAJA baru yang akan beroperasi mulai tahun depan.
Lalu ada saham konglomerat Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) pada 30 September 2024 yang untung Rp 5,21 triliun. Laba tersebut meningkat 149% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang merugi Rp 10,6 triliun. Dengan demikian, laba per saham dasar menjadi Rp385 dari sebelumnya defisit Rp784.
Kenaikan laba bersih perseroan didorong oleh laba bersih saham dan surat berharga lainnya sebesar Rp5,02 triliun, meningkat 139% dibandingkan situasi serupa tahun lalu yang minus Rp12,87 triliun. Pendapatan dividen dan bunga sebesar Rp1,66 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,69 triliun. Pendapatan lain-lain sebesar Rp13,45 miliar, naik dari sebelumnya Rp10,61 miliar.
Selain itu, penerbit terkemuka Salim Group, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik unit induk sebesar Rp 8,15 triliun hingga akhir kuartal III 2024. Jumlahnya meningkat 15,42% year-on-year atau year-on-year (YoY) dari Rp 7,06 triliun pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan terkini, peningkatan laba ini didorong oleh peningkatan penjualan bersih konsolidasi sebesar 8,14% year-on-year menjadi Rp55,48 triliun dari Rp51,31 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Dari penjualan tersebut, penjualan mie instan menyumbang Rp41,32 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, naik 8,42% year-on-year dan menyumbang 74,47% terhadap total pendapatan ICBP.
Sementara laba usaha segmen penjualan mie instan tercatat sebesar Rp10,67 triliun atau 86% dari total laba usaha ICBP pada akhir September yang mencapai Rp12,40.
Antony Salim, Presiden dan CEO ICBP, mengatakan kinerja bisnis perseroan tetap stabil selama sembilan bulan pertama tahun 2024, yang semuanya mampu mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba usaha.
Penerbit Still Salim, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), melaporkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik unit induk hingga akhir kuartal III 2024 sebesar Rp7,08 triliun pada 2023 dari Rp.
Mengutip laporan keuangannya, pertumbuhan laba INDF ditopang oleh penjualan bersih September 2024 yang naik 3,64% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp86,94 triliun dibandingkan Rp83,89 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, harga pokok penjualan turun, sehingga membantu laba perusahaan secara signifikan. Nilai penjualan barang INDF turun 1% menjadi Rp 57,25 triliun.
Antony Salim, Presiden dan CEO Indofood mengatakan di tengah kondisi perekonomian global yang baik, Indofood mampu mempertahankan kinerja positifnya selama sembilan bulan tahun ini.
Dan penerbit sawit milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), melaporkan laba sebesar Rp 868 miliar pada kuartal III 2024. Laba tersebut meningkat 72% (y/y), seiring dengan segmen sawit minyak. terus menjadi kontributor utama pendapatan perusahaan, menyumbang sekitar 86% dari total pendapatan.
Peningkatan laba didorong oleh pertumbuhan penjualan sebesar 9% (y/y) mencapai Rp7,2 triliun dari sebelumnya Rp6,6 triliun, serta penurunan harga pupuk yang berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya. Oleh karena itu, EBITDA meningkat sebesar 34% (y/y) menjadi Rp 2,1 triliun.
Kinerja positif tersebut juga didukung oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) minyak sawit mentah (CPO), inti sawit (PK), dan minyak inti sawit (PKO) masing-masing sebesar 8%, 28%, 2%. dan 22,2% YoY, dengan harga mencapai Rp12.421/kg untuk GPG, Rp6.559/kg untuk PK, dan Rp16.014/kg untuk PKO.
Selain itu, pendapatan dari produk panel kayu menunjukkan peningkatan, tumbuh 13,2% (y/y) menjadi Rp 503 miliar karena peningkatan volume penjualan, memanfaatkan peluang di pasar kayu yang sebagian besar ditinggalkan oleh pesaing ketika tekanan ekonomi dunia melanda tahun lalu. .
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email] (lihat)