illini news Alasan Rupiah ‘Berpesta’ di Pelantikan Trump, Dolar Bisa Rp15.000an?

Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah nampaknya menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pasca pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat malam tadi (20/1/2025).

Melansir Refinitiv, rupee menguat 0,46% ke Rp 16.280/USD pada pembukaan perdagangan hari ini (21/01/2025). Posisi tersebut merupakan yang terkuat sejak 14 Januari 2025 atau sekitar pekan lalu.

Pada saat yang sama, Indeks Dolar AS (DXY) tampak melemah sebesar 0,95% pada pukul 10:09 WIB dari 109,35 ke 108,32.

Trump tidak menyebutkan tarif impor

Penguatan rupee ini terjadi setelah Trump menjabat ketika pasar menilai potensi dampak ekonomi dari kebijakannya pada periode kedua.

Seorang pejabat pemerintahan Trump yang dikutip oleh Reuters mengatakan Presiden Trump akan mengeluarkan nota perdagangan luas pada hari pertamanya menjabat yang tidak akan memaksakan tarif baru.

Trump sebelumnya berjanji akan mengenakan tarif sebesar 10 hingga 20% untuk seluruh barang impor dan hingga 60% untuk barang yang diimpor dari Tiongkok. Ia juga mengancam akan mengenakan tarif 25% pada barang-barang impor dari Kanada dan Meksiko jika gagal membendung aliran obat-obatan terlarang dan imigran ilegal yang masuk ke Amerika Serikat.

Pada hari Senin, hari pertama masa jabatannya, ancaman tersebut tidak terwujud, namun bukan berarti hilang begitu saja.

Trump mengumumkan pembentukan Internal Revenue Service.

“Untuk itu kami telah mendirikan Kantor Pajak yang akan menampung semua bea, bea, dan penerimaan. Karena sejumlah besar uang akan mengalir ke kas negara kita dari sumber-sumber asing, impian Amerika akan segera kembali dan sejahtera seperti sebelum Trump.” tambahnya dalam pidatonya.

Kepala Ekonom KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana mengungkapkan, rupee kemungkinan akan terus berfluktuasi, terutama karena pidato pengukuhannya tidak banyak menyinggung kekhawatiran mengenai tarif Trump. Meskipun masalah utama Trump Tarif 2.0 adalah Tarif Trump.

Oleh karena itu, Fikri menegaskan, pelaku pasar tidak boleh bereuforia dengan situasi rupee saat ini.

Sementara itu, Maybank Indonesia Economic Research mengatakan kepada ILLINI NEWS, menguatnya kinerja rupee bersama mata uang Asia lainnya mencerminkan masuknya dana ke pasar keuangan Indonesia menyusul reaksi positif investor global terhadap pidato pertama Presiden AS Donald Trump saat pelantikannya.

Pidato tersebut tidak berdampak negatif langsung terhadap perekonomian Indonesia, dan Trump tidak memberikan rincian mengenai tarif perdagangan internasional atau pajak baru.

Di sisi lain, visi menarik disampaikan oleh Kepala Badan Perbendaharaan dan Lembaga Keuangan Mega Bank Ralph Birger Poetiray yang menilai rupee masih memiliki ruang untuk menguat dalam waktu dekat karena masih minimnya permintaan musiman, sedangkan fundamental rupee tetap kuat.

Investigasi ILLINI NEWS di Indonesia

[dilindungi email] (versi/versi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *