Jakarta, ILLINI NEWS – Pemanasan global kini bukan sekedar teori, melainkan kenyataan yang mengubah dunia. Konsekuensinya jelas, mulai dari badai dahsyat di Eropa Utara hingga banjir tak terduga di gurun pasir.
Fenomena ini terjadi akibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbon dioksida, metana, dan nitrogen oksida.
Gas-gas ini membentuk selimut di sekeliling bumi, memerangkap panas yang akan dikembalikan ke luar angkasa.
Meskipun efek rumah kaca adalah proses alami yang membuat bumi tetap hangat dan nyaman, aktivitas manusia telah meningkatkan kadar gas-gas ini secara signifikan sejak revolusi industri.
Pembakaran bahan bakar fosil, penggundulan hutan dan pertanian intensif telah melepaskan jutaan ton gas rumah kaca ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan bumi.
Salah satu dampak paling dramatis dari pemanasan global dapat dilihat di Finlandia, negara yang terkenal dengan panasnya musim dingin akibat Badai Milton.
Badai Milton, yang baru saja melanda negara itu, membawa angin berkecepatan hingga 140 km/jam dan curah hujan yang setara dengan perkiraan cuaca sepanjang bulan.
Fenomena ini terjadi akibat perubahan suhu Samudera Arktik yang mengubah sirkulasi udara sehingga membawa sifat badai di wilayah utara yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Badai Milton merusak infrastruktur di Finlandia, menyebabkan pemadaman listrik secara luas, mengganggu layanan transportasi dan menyebabkan banjir di beberapa kota.
Kerugian ekonomi diperkirakan mencapai miliaran euro, bukan kerusakan jangka panjang terhadap pertanian dan kehutanan. Arktik sedang mencair.
Sementara itu, es di Kutub Utara mencair dengan cepat.
Penelitian baru yang dipublikasikan di Nature Review Earth & Environment menunjukkan bahwa Arktik bisa menjadi bebas es pada musim panas antara tahun 2035 dan 2067, bergantung pada seberapa cepat dunia mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Faktanya, terdapat peluang terjadinya iklim bebas es pada akhir abad ini jika gas rumah kaca tetap tinggi, yang akan berdampak pada pemanasan global.
gurun Sahara kebanjiran
Dampak perubahan iklim juga bisa dilihat di tempat-tempat yang tidak terduga, seperti gurun Sahara. Daerah yang biasanya gersang dan kering ini telah mengalami banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hujan deras di Maroko berdampak pada gurun Sahara dan danau-danau di sekitarnya, bahkan memenuhi danau-danau yang telah kering selama 50 tahun terakhir.
Pemerintah Afrika Utara menyebut banjir yang terjadi pada bulan September adalah yang terburuk dalam beberapa dekade.
Meskipun banjir ini membawa sejumlah sumber air ke wilayah tersebut, namun dampaknya tidak baik sama sekali.
Dua puluh orang tewas di Maroko dan Aljazair akibat badai tersebut, dan hujan lebat juga merusak tanaman.
Para ahli memperingatkan bahwa sudah terlambat untuk mengatakan apakah peristiwa ini akan mengurangi kekeringan jangka panjang di wilayah tersebut.
Riset ILLINI NEWS
(tsn/tsn) Simak video berikut: Prabowo: Hilirisasi Absolut, Non Negosiasi!