JAKARTA, ILLINI NEWS – Harga emas menguat setelah enam hari melemah karena penguatan dolar AS terhenti dan meningkatnya ketidakpastian atas konflik Rusia-Ukraina.
Emas spot naik 1,9% menjadi $2,612 per troy ounce pada Senin (18/11/2024), berdasarkan data dari Refinitiv. Sementara itu, pada awal perdagangan hari ini, harga emas global masih stagnan.
“Sebagian dari reli ini didukung oleh pengumuman (Presiden) Biden untuk mengirim rudal jarak jauh ke Ukraina untuk menjangkau jauh ke dalam wilayah Rusia. Saya pikir hal itu mendukung permintaan safe-haven emas,” kata Daniel Pavilonis, kepala strategi pasar di RJO Futures . .
Emas, yang dianggap sebagai investasi safe-haven di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik, mencatat penurunan mingguan paling tajam dalam lebih dari tiga tahun pada minggu lalu. Pasalnya, usulan tarif yang diajukan Presiden terpilih Trump dinilai berpotensi memicu inflasi, sehingga berpotensi memperlambat laju penurunan suku bunga oleh Federal Reserve.
Hal ini mendorong indeks dolar ke level tertinggi dalam satu tahun pada Kamis lalu. Namun, dolar melemah 0,4% pada hari Senin setelah naik 1,6% pada minggu lalu. Melemahnya dolar membuat emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
“Apakah Federal Reserve memangkas suku bunga atau tidak, secara teknis emas terlihat mendekati level $2.700,” tambah Pavillonis.
Federal Reserve AS diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya pada bulan Desember. Namun data terkini menunjukkan upaya untuk mengembalikan inflasi ke target 2% terhambat. Setidaknya tujuh pejabat federal dijadwalkan untuk berbicara minggu ini.
Suku bunga yang lebih tinggi, yang membuat aset tidak produktif seperti emas menjadi kurang menarik, dapat memberikan tekanan lebih lanjut pada logam mulia.
“Target kenaikan (emas) berikutnya adalah menutup perdagangan di atas resistensi kuat di $2.650,” kata Kinesis Money.
Riset ILLINI NEWS (Bangsa/Etnis)