Jakarta, ILLINI NEWS – Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan organisasi yang membantu pelaku usaha mengatasi permasalahan yang dihadapi pelaku usaha yaitu kekurangan modal melalui pembiayaan. BPRS berperan penting dalam mendorong pengembangan usaha mikro khususnya di daerah.
BPRS menjadi salah satu pendukung UMKM khususnya di daerah dengan memberikan pembiayaan yang tepat sasaran.
Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) merupakan penggerak utama sektor riil yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan perekonomian bangsa. Apalagi UKM menyumbang sekitar 90% perekonomian Indonesia.
UKM berperan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat lokal untuk mengoptimalkan produk pertanian, khususnya di pedesaan. Produk pertanian tersebut tidak langsung dijual mentah, melainkan melalui proses pengolahan terlebih dahulu hingga menambah nilai ekonomi, kemudian dijual melalui EMPE. UKM diharapkan menjadi sektor usaha yang mampu memperkenalkan inovasi produk dan strategi pemasaran baru.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), jumlah 66 juta UKM pada tahun 2023 meningkat sebesar 3,13% dari tahun 2020 yang berjumlah 64 juta UKM.
Kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sangat besar yakni sekitar 61% atau setara Rp9,580 triliun. Selain itu, UKM mempekerjakan sekitar 117 juta pekerja atau sekitar 97% angkatan kerja Indonesia.
UKM Indonesia memiliki beberapa kategori berdasarkan besarnya modal usaha pada saat didirikan, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah.
Usaha mikro modal usahanya paling banyak Rp 1 miliar, usaha kecil modal usahanya lebih dari Rp 1 miliar sampai 5 miliar, dan usaha menengah modal usahanya lebih dari Rp 5 miliar sampai 10 miliar.
Meskipun berperan penting dalam perekonomian, UKM menghadapi sejumlah tantangan, termasuk akses terhadap keuangan, inovasi dan teknologi, literasi digital, legalitas atau perizinan, branding dan pemasaran, serta sumber daya manusia.
Salah satu kendala utama yang dihadapi UKM adalah akses terhadap permodalan, dimana jutaan dari mereka tidak dapat mengakses permodalan dari bank atau lembaga keuangan non-bank pada tahun 2020.
Untuk mengatasi kendala pembiayaan yang dihadapi UKM, pemerintah memberikan dukungan melalui berbagai program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Mekaar PNM, Bank Wakaf Mikro dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Skema pembiayaan ini dapat digunakan oleh UKM sesuai kelasnya, seiring dengan perkembangan tingkat bisnis UKM. Skema KUR mempunyai berbagai jenis seperti KUR Super Mikro, KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Khusus dan KUR PMI.
BPRS dan misi utamanya memperkuat UKM di daerah
Permasalahan terbatasnya akses pembiayaan inilah yang mendorong pemerintah membentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) untuk melakukan intervensi.
BPRS berperan sebagai penyedia keuangan bagi masyarakat yang membutuhkan dana untuk memulai atau mengembangkan UKM. Proses pembiayaan memperhatikan analisis 5C yaitu karakter peminjam, kapasitas, permodalan, syarat dan jaminan.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) hadir sebagai lembaga keuangan syariah dan berperan penting dalam memberikan akses pembiayaan kepada UKM. BPRS memberikan layanan pembiayaan sesuai prinsip syariah tanpa menggunakan bunga atau riba.
BPRS telah mendapatkan kepercayaan masyarakat terhadap pembiayaan UMKM yang tercermin dari peningkatan volume pembiayaan setiap tahunnya. BPRS menyalurkan dana dalam bentuk pembiayaan yang menghasilkan pendapatan berupa margin bagi hasil yang merupakan sumber pendapatan utama BPRS. Namun, pendanaan juga mengandung risiko, yang tercermin dalam non-pendanaan.
Untuk meningkatkan kinerja, BPRS harus melakukan analisis pasar dan persaingan secara rinci dan memantau UKM secara ketat. Pengawasan tersebut penting untuk memastikan dana yang diberikan kepada UKM digunakan secara efektif dalam usaha sektor riil dan sesuai dengan prinsip syariah. BPRS juga harus terus memantau operasional UKM hingga akhir masa kontrak, dan harus memastikan pembagian keuntungan yang adil sesuai dengan perjanjian yang ada.
Tujuan kehadiran BPRS adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, khususnya kelompok masyarakat lemah yang cenderung tinggal di pedesaan.
Kemudian meningkatkan kesempatan kerja terutama di tingkat kecamatan untuk mengurangi arus urbanisasi. Dan memajukan persaudaraan Islam melalui kegiatan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan per kapita demi kualitas hidup yang layak.
BPRS Indonesia memainkan peran strategis dalam perekonomian negara. Sebagai lembaga keuangan, bank berperan sebagai perantara keuangan bagi masyarakat yang membutuhkan atau mempunyai kelebihan dana.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penambahan jumlah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) pada Oktober 2024 sebanyak 175. Jumlah tersebut meningkat 6,71% dari tahun 2019 sebanyak 164 BPRS dan meningkat 1,16. 173% dari tahun 2023 dengan BPRS.
Selanjutnya, aset, pendanaan, dan dana pihak ketiga (DPK) BPRS meningkat pada Oktober 2024.
Total aset BPRS meningkat 73,8% dari Rp24,21 miliar pada Oktober 2024 menjadi Rp13,93 miliar pada tahun 2019, dan meningkat 4,44% dari Rp23,18 miliar pada tahun 2023.
Dari sisi pendanaan, pendanaan BPRS terpantau meningkat sebesar 84,28% menjadi Rp18,76 miliar pada Oktober 2024 dari total pendanaan sebesar Rp10,18 miliar pada tahun 2019, dan meningkat sebesar 10,16% terhadap total pendanaan sebesar Rp17 pada tahun 2023. .
Sedangkan dana pihak ketiga (BPK) pada Oktober 2024 meningkat 81,88% menjadi Rp16,26 triliun dari total DPK 2019 sebesar Rp8,94 miliar periode 2019, dan meningkat 6,48% menjadi total Rp15,27 triliun dari DPK periode 2023. .
Membaiknya kinerja BPRS tercermin dari semakin berkembangnya dan kontribusi BPRS yang baik di berbagai daerah.
Dengan besarnya peran BPRS di bidang tersebut, ILLINI NEWS menganugerahkan BPR Syariah Awards 2024 kategori Bank Perkreditan Rakyat Syariah Terbaik kepada beberapa BPRS. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi signifikan ILLINI NEWS terhadap perekonomian lokal dan regional.
Berikut 6 BPRS yang menerima penghargaan tersebut:
1. Beasiswa BPRS Patriot
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Patriot Bekasi, Jawa Barat mendukung permodalan UKM Bekasi dengan melakukan kegiatan usaha di wilayah Bekasi dan menjalin kemitraan dengan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank DKI.
Melalui produk dan layanan digital hingga fasilitas permodalan melalui pembiayaan UUS Bank DKI dapat membuka peluang lebih besar bagi sektor UKM untuk memperluas pengembangan usahanya.
Sebagai bank yang fokus penuh pada pengembangan UKM, UUS Bank DKI akan memfasilitasi akses permodalan bagi pelaku UKM dengan pembiayaan yang beredar syariah.
UUS Bank DKI juga berpartisipasi dalam program Kredit Usaha Rakyat dengan tujuan menyalurkan KUR Rp 1 miliar kepada UKM.
Kerjasama Bank DKI dengan BPRS Patriot turut berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah Bekasi melalui produk dan layanan yang berkualitas.
Kolaborasi ini mendorong UUS Bank DKI untuk lebih beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan nasabah yang menginginkan kemudahan layanan melalui transformasi layanan digital.
Melalui aplikasi JakOne Mobile dan JakOne Pay, UUS Bank DKI memberikan solusi perbankan digital kepada pengguna nasabahnya untuk menciptakan pengalaman transaksi yang lebih personal, mobile dan terpercaya, mulai dari berbagai pembayaran tagihan dan belanja online, scan transaksi melalui QRIS, top up e-money , sedekah. / bantu orang lain mengamankan dana darurat dengan membuka rekening tabungan online di mana saja, kapan saja.
Terkait digitalisasi UMKM, UUS Bank DKI mengajak UMKM untuk mengembangkan usahanya dengan menjadi agen melalui aplikasi JakOne Abank.
JakOne Abank merupakan layanan perbankan nircabang dimana Bank melalui agen DKI menggunakan perangkat Mobile Point of Sale (MPOS) untuk membayar pajak dan biaya, membayar tagihan. Dengan menjadi agen Bank JakOne, UKM dapat melakukan beberapa transaksi perbankan dan mendapatkan komisi untuk setiap transaksinya.
Bagi unit usaha dan institusi Pemerintah Kota Bekasi, UUS Bank DKI telah menyediakan layanan keuangan digital seperti Cash Management System (CMS) sebagai solusi internet banking bagi nasabah korporasi untuk memantau dan melakukan transaksi keuangan secara real time dan online.
Sinergi dan kerja sama UUS Bank DKI dan BPRS Patriot dapat memberikan kontribusi nyata dalam memberikan kemudahan akses layanan perbankan digital dan akses permodalan bagi warga Bekasi dan sekitarnya.
Strategi ini juga dapat meningkatkan kinerja keuangan Beasiswa BPRS Patriot.
Berdasarkan laporan keuangan Desember 2023, pendapatan penyaluran dana Beasiswa BPRS Patriot meningkat 26,12% menjadi Rp66,75 miliar dari Rp52,93 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan pendapatan ini turut meningkatkan laba bersih BPRS Patriot Bekasi pada Desember 2023 sebesar 30,82% menjadi Rp8,26 miliar dari Rp6,31 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
2. BPRS HIK Parahyangan, Bandung
Tak ketinggalan, BPRS HIK Parahyangan juga turut mendorong kemajuan UKM di wilayah Bandung. BPRS HIK Parahyangan mendorong perluasan layanan perbankan digital di wilayah Bandung sebagai salah satu tujuan pengembangan UMKM Bandung.
Penggunaan produk dan layanan perbankan syariah khususnya perbankan digital bertujuan untuk mengembangkan usaha dan memperlancar transaksi keuangan.
Selain itu, BPRS HIK Parahyangan juga melakukan ekspansi dengan menjalin kemitraan strategis dengan BPRS Khairan Inti Amanah sehubungan dengan penempatan simpanan dan penyaluran pembiayaan syariah yang berlangsung pada tanggal 3 Oktober 2024 di Kembang Goela Resto, Jakarta. Hal inilah yang menjadi tujuan dari kerjasama ini. Memperkuat layanan perbankan syariah dan memperluas akses pembiayaan kepada masyarakat luas.
Sinergi kedua BPRS diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan dana dan penyaluran pembiayaan, sesuai prinsip syariah, memperkuat kinerja keuangan kedua lembaga.
Kemitraan ini antara lain penempatan simpanan di BPRS HIK Parahyangan bersama BPRS Khairan Inti Amanah, serta peningkatan kapasitas pembiayaan masyarakat melalui program pembiayaan berbasis syariah yang lebih kompetitif. Kemitraan ini diharapkan dapat membuka peluang pengembangan lebih lanjut di sektor perbankan syariah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah.
Peningkatan hasil keuangan juga dirasakan oleh BPRS HIK Parahyangan. Berdasarkan laporan keuangan Desember 2023, pendapatan penyaluran dana meningkat 22,44% menjadi Rp248,34 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp202,82 miliar.
Kenaikan tersebut mendorong laba bersih BPRS HIK Parahyangan pada Desember 2023 meningkat 6,71% menjadi Rp20,27 miliar dari Rp18,99 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
3. BPRS Botani Bina Rahmah, Bogor
Dari BPRS, Botani Bina Rahmah terus menyusun strategi baru untuk menyongsong masa depan cerah.
Sejak didirikan pada tahun 1995, BPRS Botani telah menjadi salah satu lembaga keuangan syariah terpercaya. Berdasarkan keinginan untuk memberikan pelayanan perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah, BPRS Botani telah melayani berbagai kalangan masyarakat, khususnya segmen mikro, kecil dan menengah (MEME).
Dalam 29 tahun sejarahnya, BPRS Botanica terus berinovasi menghadirkan produk-produk perbankan yang tidak hanya berdaya saing, namun juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Komitmen untuk selalu mengedepankan nilai-nilai syariah dalam setiap transaksinya menjadikan BPRS Botani sebagai pilihan utama masyarakat yang menginginkan layanan perbankan yang andal dan profesional.
Tahun ke-29 ini merupakan tonggak sejarah penting bagi BPRS Botani. Berbagai prestasi telah diraih, peningkatan jumlah nasabah dan peningkatan pendapatan bank, pemberdayaan UKM terbaik, peningkatan kualitas pelayanan (kinerja perbankan) terbaik.
Namun pencapaian tersebut tidak lepas dari berbagai tantangan yang dihadapi, terutama dalam menghadapi dinamisme perekonomian global dan persaingan sektor perbankan yang semakin ketat.
BPRS Botanica telah mampu menjawab tantangan tersebut dengan strategi yang tepat, memperkuat permodalan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sinergi antara manajemen dan seluruh karyawan juga menjadi kunci utama menjaga stabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Kini memasuki usianya yang ke-29, BPRS Botani tidak hanya memperkuat wilayah Bogor, namun juga berupaya memperluas jangkauan layanannya hingga menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat di luar wilayah. Tetap berkomitmen pada prinsip syariah, BPRS Botani siap menyongsong masa depan dengan optimisme dan semangat baru.
BPRS Botanik terus memperkuat komitmennya untuk memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan perekonomian Indonesia, khususnya untuk memperkuat UKM dan meningkatkan inklusi keuangan di tanah air.
Sebelumnya, BPRS Botanica turut berkontribusi dalam kapitalisasi Agri-UKM. BPRS Botanica menawarkan tabungan dan pembiayaan yang ditujukan untuk warga IPB University dan petani binaan IPB University. BPRS Botanica memiliki laboratorium ATM untuk penelitian perbankan syariah dan pengembangan produk bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Selain itu, bank juga bekerja sama dengan siswa dan guru untuk mendukung UKM.
Dari berbagai kerja sama dan kontribusi yang diberikan BPRS Botanica, perseroan mampu mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 39,67% dari Desember 2023 menjadi Rp17,02 miliar, dari Rp12,18 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan pendapatan ini meningkatkan laba bersih BPRS Botani sebesar 15,22% menjadi Rp3,68 miliar pada Desember 2023 dari Rp3,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
4. BPRS Sukowati Sragen
Di wilayah Sragen, Jawa Tengah, untuk mendorong pengembangan UKM, BPRS menggandeng fintech Sukowati Sragen untuk digitalisasi UKM.
Pada tahun 2021, BPRS Sukowati Sragen selaku BUMD Pemkab Sragen akan berkolaborasi dengan perusahaan fintech (financial technology) Alami untuk mendukung program digitalisasi bagi UKM di Sragen pada khususnya dan Solo Raya pada umumnya.
Inovasi dan kolaborasi BPRS Sukowati Sragen untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Sragen dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Kemitraan yang terjalin dengan aplikasi Fintech Syariah Natural dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan (amanah dari TPAKD-Kelompok Percepatan Akses Keuangan Daerah Sragen) dan memfasilitasi akses pembiayaan syariah bagi UKM di Sragen melalui platform Fintech.
Kerjasama tersebut menyalurkan pembiayaan qardhul hasan atau tanpa bunga melalui platform alami yang didukung UKM di Sragen, digitalisasi UKM, pengenalan aplikasi digital untuk membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional UKM FnB (POS dan Delivery Service Management) serta membangun pembiayaan. Ekosistem UKM di Sragen.
BPRS Sukowati Sragen terus berinovasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Sragen.
Dengan melakukan inovasi, BPRS Sukowati Sragen telah mempercepat proses bisnis untuk mencapai efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan. Dari peralihan ke dokumen paperless, meski belum 100%, namun telah mempercepat beberapa dokumen yang memang bisa mempercepat proses dokumen digital.
Selain dokumen paperless, inovasi yang juga dilakukan BPRS Sukowati Srage adalah berupa tanda tangan elektronik yang tersertifikasi BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara).
BPRS Sukowati Sragen memiliki fitur virtual account yang artinya rekening kita dapat diakses atau dikirim melalui berbagai platform atau media transfer seperti ATM, mobile banking, e-wallet dan lain-lain.
Selain itu, terdapat inovasi bernama HP Collector yang memudahkan pelanggan dalam melakukan penyetoran. Pelanggan dapat melakukan deposit seluler dan mendapatkan bukti secara online/langsung dan menerima peringatan langsung (waktu nyata/online) untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan.
BPRS Sukowati Sragen juga mengembangkan mobile banking secara in-house, selain menjalin kerja sama terkait ekspansi keuangan dengan tetap menjaga aspek yang kuat.
BPRS Sukowati Sragen terus berkontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat Sragen.
Melalui inovasi dan kerja sama BPRS Sukowati Sragen, perseroan mampu meningkatkan laba bersih sebesar 7,75% mulai Desember 2023 menjadi Rp 8,09 miliar dari Rp 7,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
5. BPRS Amanah Ummah, Leuwiliang
Salah satu Bank Ekonomi Rakyat Syariah (BPRS) Indonesia dikenal dengan nama Bank Ekonomi Rakyat Amanah Ummah atau Bank Syariah Amanah Ummah. BPRS merupakan BPRS yang berdasarkan prinsip Syariah Amanah Ummah, yang pertama kali didirikan di Kabupaten Bogor, dimana salah satu tujuan utamanya adalah mengembangkan perekonomian masyarakat khususnya UKM berdasarkan Syariah Islam.
BPRS Amanah Ummah Syariah merupakan BPRS yang berada di Lewiliang, Wilayah Bogor Barat, Jawa Barat. Kegiatan operasional BPRS Amanah Ummah adalah penghimpunan dana masyarakat dan penyalurannya kepada masyarakat.
Selain itu, BPRS Amanah Ummah juga berperan aktif dalam mengembangkan sektor riil. Memberikan pembiayaan kepada UKM yang terkadang kesulitan terutama dari segi permodalan agar bisa maju dan berkembang, tentunya dengan akad yang sesuai syariah dan menjauhi akad/akad haram.
BPRS Amanah Ummah mempunyai manfaat dalam penyaluran dana Murabahah (MBA). Di antara sekian banyak jenis pembiayaan, yang paling banyak digunakan adalah akad pembiayaan murabahah, hal ini dikarenakan akad ini lebih mudah pelaksanaannya dan memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan akad musyarakah dan mudharabah.
Kehadiran BPRS Amanah Ummah di Leuwiliang dekat pasar mempunyai potensi besar, baik bagi BRPS maupun UKM di daerah tersebut.
UKM di Leuwiliang cenderung mengalami kesulitan terutama dari segi permodalan, disinilah peran BPRS membantu mereka, namun tidak semua nasabah yang mengajukan pembiayaan dapat diterima oleh pihak bank karena tidak memenuhi persyaratan tersebut. pembiayaan
Jenis usaha di Kecamatan Leuwiliang mempunyai banyak jenis usaha: sandang, sayur mayur, buah-buahan, perhiasan, mainan anak, pedagang besar ikan asin, minuman, pasar kecil, restoran, bahan bangunan, toko kue, sembako, sembako, apotik, tempe. , dan barang bekas.
Dari pembiayaan yang disalurkan BPRS Amanah Ummah, perseroan mampu meraup pendapatan sebesar 10,83% per Desember 2023 menjadi Rp52,1 miliar, dari Rp47,01 miliar dari periode yang sama tahun lalu.
Dari peningkatan pendapatan tersebut, BPRS Amanah Ummah melaporkan peningkatan laba bersih pada Desember 2023 sebesar 13,98% menjadi Rp9,33 miliar dari Rp8,18 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
6. BPRS Harta Insan Karimah, Tangerang
BPRS Harta Insan Karimah (HIK) merupakan salah satu pionir BPRS tanah air. BPRS Harta Insan Karimah (HIK) berlokasi di kawasan Ciledug, Tangerang, Banten, yang didirikan pada tanggal 19 Desember 1992.
Rupanya, beberapa pendiri BPRS HIK juga merupakan tokoh yang berperan dalam berdirinya Bank Muamalat, salah satunya Karnaen Perwataatmadja yang bekerja sebagai direktur BID (Islamic Development Bank).
Selain mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, situasi ini juga mencerminkan mayoritas UKM yang beragama Islam. Kehadiran BPRS menjadi angin segar karena pembiayaan bank syariah harus diutamakan bagi pengusaha muslim yang merupakan pengusaha mikro dan kecil.
UKM tersebut tersebar di berbagai kabupaten/kota. Begitu pula dengan BPRS yang wilayah kerjanya terbatas pada satu provinsi, terbagi menjadi beberapa kabupaten/kota. Kedekatan fisik ini mempunyai nilai khusus bagi penyaluran pembiayaan, sehingga pengawasan terhadap usaha yang dibiayai menjadi mudah.
BPRS Harta Insan Karimah (HIK) berkomitmen untuk maju bersama dalam bisnis sesuai syariah. BPRS HIK merupakan salah satu BPRS tertua dan paling cepat berkembang di Indonesia.
BPRS HIK didirikan pada tahun 1993 dan didirikan oleh alumni Himpunan Mahasiswa Islam Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Saat itu, diadakan pertemuan di Jakarta dan lahirlah ide kegiatan bisnis yang nantinya akan meluas. bermanfaat dan tentunya dinikmati alumni ketika ada acara reuni, pembagian dividen dan lain sebagainya.
Setelah berdiskusi dengan berbagai ide dan pemikiran, kami tidak menemukan titik temu mengenai kegiatan usaha yang ingin kami lakukan, sehingga kami menyepakati suatu usaha yang dapat membantu semua jenis usaha dan dibentuklah dan dipilihlah bank dan lembaga keuangan bank tersendiri. Karena pada saat itu HMI (Aktivis Islam) berawal dari konsep perbankan syariah.
Besar kecilnya yang diambil adalah BPRS karena modal untuk mendirikan BPRS tidak terlalu besar, dan melalui penyertaan modal dari alumni lain pada tahap awal implementasi maka BPRS dapat dilaksanakan dan dikembangkan dengan nama HIK (Harta) hingga saat ini. Insan Karimah).
Sehingga pada akhir tahun 1990an unit ini berkembang dengan sangat baik dan kemudian BPRS HIK mempunyai aturan bahwa hanya boleh berada di wilayah provinsi, sehingga para alumni melihat idealisme dan semangat alumni yang dapat tercermin dalam perkembangan BPRS. , idealisme. Pentingnya untuk dapat mengembangkan bisnis syariah agar bisnis dapat menguntungkan dan berkembang.
Jadi BPRS HIK dimulai dari mengakuisisi BPR, lalu konversi ke syariah, lalu muncul HIK lain seperti HIK Bekasi dan Parahyangan.
Dengan semakin banyaknya unit BPRS HIK yang didirikan dan dikembangkan, maka dimulailah implementasi HIK Induk, Ibu didirikan dengan visi yang lebih luas dan kemudian menjadi wahana untuk memulai pencarian pemegang saham baru untuk mengembangkan BPRS HIK saat ini. Memiliki 11 unit diantaranya HIK Ciledug, HIK Parahyangan, HIK Bekasi, HIK Cibitung, HIK Tegal, HIK Makasar, HIK Surakarta, HIK Yogyakarta dan Insan Cita.
BPRS HIK terus mendukung usaha mikro di Indonesia. Hal ini tercermin dari ekspansi bisnis yang dilakukan BPRS HIK.
Harta Insan Karimah (HIK) Group melalui sembilan BPRS menggandeng Restock.id, perusahaan financial technology (fintech) peer-to-peer (P2P) lending, untuk menyalurkan pendanaan kepada UKM melalui platform Restock. Kolaborasi ini merupakan langkah strategis perusahaan untuk bersaing dengan pertumbuhan teknologi industri keuangan. Rencananya kemitraan bisnis ini akan menyalurkan Rp 50 miliar kepada UKM terpilih.
Infrastruktur teknologi milik Restock diharapkan dapat membantu HIK Group memperluas basis pinjaman sekaligus mempercepat proses pemberian pinjaman kepada calon pengusaha yang bergerak di bidang usaha yang cenderung tangguh di masa pandemi Covid-19. Hal ini didukung dengan sistem credit scoring terbaru dari Restock dan BPRS untuk mengefektifkan proses pembiayaan bagi UKM, khususnya pengusaha di era digital yang sangat penting dalam mendukung perekonomian di masa pandemi Covid-19.
Dalam perkembangan digital yang semakin berkembang, perbankan harus mengubah cara pandangnya dalam melakukan aktivitas keuangan di berbagai industri digital, seperti masifnya penggunaan e-commerce yang telah menciptakan model bisnis baru, termasuk pinjaman P2P dan layanan sharing economy.
BPRS HIK juga terus melakukan inovasi dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi yang ada.
Dengan ekspansi dan inovasi yang dilakukan BPRS HIK, perseroan mampu mencatatkan peningkatan pendapatan pengelolaan dana perbankan sebesar 5,05% menjadi Rp 88,05 juta dari Desember 2023 menjadi Rp 83,82 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan pendapatan ini mendorong laba bersih perseroan meningkat 34,10% menjadi Rp7,4 miliar pada Desember 2023 dari Rp5,52 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email] (begitu)