Jakarta, ILLINI NEWS – Irigasi sangat penting bagi pengembangan sektor pertanian Indonesia dan merupakan kunci untuk mencapai misi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan.
Sektor pertanian menyumbang 12,53% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Sektor ini menyerap 40,76 juta pekerja atau 28,18 persen dari seluruh pekerja Indonesia.
Dengan misi ambisius tersebut, peningkatan sektor pertanian dan kesejahteraan petani menjadi fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Perkembangan ini merupakan bagian dari tujuan ketahanan pangan.
Salah satu cara untuk meningkatkan sektor pertanian adalah dengan meningkatkan irigasi. Aditya Alta, kepala penelitian Pusat Studi Kebijakan Indonesia, mengatakan sistem irigasi yang baik dan memadai sangat penting bagi upaya Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan.
66% penggunaan air terjadi di bidang pertanian, yang menggunakan sekitar 30% luas daratan negara. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian adalah kunci keberlanjutan,” kata Aditya dalam artikelnya Mencapai Ketahanan Pangan Indonesia.
Menurut Badan Penelitian Pertanian dan Hidrologi, hingga tahun 2030, kebutuhan air sektor pertanian masih menjadi yang terbesar dibandingkan kebutuhan domestik dan industri.
Perubahan curah hujan; frekuensi kekeringan; Aditya mengatakan hal itu akan mengurangi berbagai risiko tersembunyi di bidang pertanian Indonesia, seperti banjir dan dampak perubahan iklim lainnya.
Manfaat irigasi bagi pertanian sangat banyak dan mencakup kemampuan bercocok tanam; meningkatkan pendapatan petani; Mengurangi biaya produksi dan menjaga ketahanan pangan.
Indonesia telah memperoleh manfaat dari beberapa sumber air untuk meningkatkan produksi air irigasi. Menurut data Direktorat Sumber Daya Air (PUPR) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), rata-rata ketersediaan air permukaan tahunan di Indonesia akan mencapai 2,78 miliar meter per tahun pada tahun 2023. Pasokan air ini terbagi ke dalam 128 wilayah sungai. Dari ketersediaan yang melimpah ini, 80% digunakan untuk pertanian berkelanjutan.
Misi irigasi utama Kementerian Kota untuk mendukung Asta Cita
Presiden Prabowo memiliki program ketahanan pangan Asta Cita. Menteri Pembangunan Dody Hanggodo menjelaskan Kementerian Pembangunan akan fokus pada air untuk mendukung tujuan ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo.
Data yang dirilis Global Food Security Index (GFSI) tahun 2022 menunjukkan indeks ketahanan pangan Indonesia berada pada angka 60,2 poin atau masuk kategori sedang dengan peringkat 63 dari 113 negara. Artinya tugas ketahanan pangan dan ketahanan pangan masih berat.
Menteri Pembangunan Dody Hanggodo mengatakan Kementerian Kota mendukung program ini dengan meningkatkan Program Kerja Tunai Intensif (PKT) melalui Program Peningkatan Penggunaan Air Irigasi (P3-TGAI) dan Modernisasi Daerah Irigasi (DI). )
Pada tahun 2024, pelaksanaan P3-TGAI ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 209.854 orang dan menjangkau 12.000 lokasi.
Dengan penambahan bendungan, pelayanan irigasi diharapkan mencapai 1.271.415 hektar.
“Kita sepakat bahwa infrastruktur sumber daya air sangat penting untuk mendukung tujuan ketahanan pangan. Misalnya kita bisa melihat langsung dari bendungan, waduk, irigasi primer, sekunder, dan tersier. Dodi sebelumnya
Selama tahun 2015 – 2024, Kementerian PUPR terus menyelesaikan 61 bendungan. Sejauh ini, 47 bendungan telah dibangun dan enam bendungan diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Delapan sisanya akan selesai antara tahun 2025 dan 2026.
Menurut perhitungan Kementerian Kota, dibutuhkan program rehabilitasi seluas 3 juta hektar dalam lima tahun, termasuk program irigasi baru dan rehabilitasi minor minimal 300 ribu hektar.
Keberhasilan irigasi Subang telah menghasilkan 8,52 juta ton setiap tahunnya, menjadikan Jawa Barat sebagai penghasil beras terbesar ketiga di Indonesia setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Empat kabupaten dengan produksi tertinggi adalah Kabupaten Indramayu; Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang dan Kabupaten Cianjur.
Pertanian di Kabupaten Subang adalah padi; Potensinya cukup baik karena mendukung pengembangan kesuburan tanah dan tanaman, termasuk sayur-sayuran dan buah-buahan. Namun, pertanian di wilayah ini menghadapi banyak tantangan akibat kekeringan dan distribusi air yang tidak merata selama musim kemarau.
Oleh karena itu, sistem irigasi yang baik sangat penting untuk menunjang sektor pertanian di Subang. Irigasi di Kabupaten Subang sebagian besar masih bersumber dari Waduk Jatiluhur.
Pembangunan Bendungan Sadawarna di Kabupaten Subang, Jawa Barat dimulai oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Bendungan Sadawarna diharapkan dapat mengatasi permasalahan air irigasi dan kebutuhan air serta permasalahan banjir di Subang. dan sekitarnya.
Temukan Gempol Sari Kecamatan Patokbeusi Kabupaten Subang, ILLINI NEWS Watch menunjukkan kemajuan irigasi di Jawa Barat. Desa yang memiliki lahan pertanian seluas 3.000 hektar ini bergantung pada irigasi.
Kepada ILLINI NEWS; Seorang petani bernama Sali mengatakan irigasi sangat membantu para petani di sana. Irigasi yang memadai dapat meringankan beban petani dan meningkatkan hasil padi hingga lebih dari 30%.
“Beda setelah irigasi selesai. Permasalahannya (bila irigasi tidak bisa diatasi) petani menggunakan pompa sehingga kebutuhannya meningkat. (Produksi) meningkat 20-30%,” kata Sali kepada Indonesia.
Sali menambahkan, dulu setiap panennya hanya menghasilkan 5 ton beras, namun kini bisa mencapai 6 hingga 7 ton.
“Kami berharap dapat memperbaiki saluran irigasi setempat. Kami akan memperluas dan meningkatkan sistem ini,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan Harsyim, seorang petani di desa tersebut. Irigasi sangat membantu kehidupan petani.
“Dulu kami harus menunggu sampai pagi untuk mendapatkan air. Sekarang kami punya air. Dulu (sebelum panen) 3-4 ton, sekarang 6-8 ton. Penyiraman yang cukup membuat kami lebih bisa mengendalikan hama. “Pembunuh gulma juga bisa lebih murah. “Dulu bisa (penyemprotan) tiga kali, tapi sekarang satu kali,” ujarnya.
Pembangunan di Gempol Sari menunjukkan bahwa peningkatan irigasi dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas petani.
Investigasi ILLINI NEWS[email dilindungi]
(Mei Mei)