Jakarta, ILLINI NEWS – Israel terus memantapkan dirinya sebagai tujuan investasi global yang kuat meskipun ada kritik terhadap konflik di negara tersebut. Pada tahun 2023, investasi asing di Israel telah meningkat menjadi US$32,9 miliar, meningkat 40% dari tahun lalu, dengan investasi besar-besaran Intel sebesar US$15 miliar menjadi pendorong utamanya. Tanpa Intel, total investasi akan turun menjadi $18 miliar, turun 24% dari tahun 2022.
Jumlah transaksi pun mengalami penurunan tajam, dari 2.502 transaksi pada tahun 2022 menjadi 1.563 transaksi pada tahun 2023, meskipun terdapat dua peristiwa penting lainnya yaitu akuisisi Imperva oleh Thales S.A. Nilainya 3,6 miliar dolar dan investasi Grup Adani di Pelabuhan Haifa adalah 1,2 miliar dolar.
Menurut laporan Departemen Luar Negeri AS, stok investasi asing langsung (FDI) di Israel akan mencapai $42,5 miliar pada tahun 2022, yang menunjukkan betapa pentingnya posisi Israel di kawasan Timur Tengah sebagai pusat teknologi dan inovasi semikonduktor.
Dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Israel menghadirkan persaingan yang kuat di sektor teknologi tinggi, meskipun skala perekonomian mereka kecil. Besarnya kontribusi Amerika Serikat (73% dari total investasi pada tahun 2023) juga menunjukkan hubungan strategis yang mendorong stabilitas dan daya tarik perekonomian negara tersebut.
Sementara itu, pada paruh pertama tahun 2024, investasi asing di Israel mencatatkan nilai sebesar 11,8 miliar dolar, meningkat 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor teknologi tinggi terus menunjukkan kekuatan, investasi lebih dari satu miliar dolar pada Oktober 2024 saja, konflik seperti “Pedang Besi” dan serangan rudal Iran menyebabkan kerugian besar pada kuartal terakhir tahun 2023, tegasnya. Pemerintah Israel akan mengambil langkah-langkah seperti penghematan anggaran dan menaikkan PPN menjadi 18% mulai Januari 2025.
Selain itu, di tengah badai tersebut, pemerintah Israel mengambil langkah strategis untuk menstabilkan perekonomian. Selain anggaran lebih dari 10 miliar dolar, pemerintah juga menaikkan PPN menjadi 18% mulai Januari 2025. Kebijakan ini diperkirakan merugikan rumah tangga Israel antara 1.000 dan 2.000 shekel ($548-274) per tahun Langkah ini diharapkan dapat mengurangi defisit anggaran dari 8,1% menjadi 4% PDB.
Menurut kepala perekonomian di Departemen Keuangan, Dr. Shmuel Abramson, “Tren lambatnya investasi asing di dunia pada tahun 2023 juga berdampak pada Israel. Namun, investasi besar seperti Intel akan membantu. Data sebelumnya pada tahun 2024 menunjukkan adanya pemulihan, serta perbaikan stabilitas keamanan dan politik. Diharapkan dapat memajukan jalan yang benar ini.”
Meskipun menghadapi tantangan yang sulit, Israel tetap menjadi salah satu tujuan investasi di kawasan Timur Tengah, di mana sektor teknologi dan semikonduktor menjadi pilar pertumbuhan ekonomi. Angka pertama tahun 2024 menunjukkan harapan, asalkan stabilitas politik dan keamanan bisa tetap terjaga.
Riset ILLINI NEWS (emb/emb)