JAKARTA, ILLINI NEWS – Sudah setahun Israel dilanda serangan roket Hamas dari Jalur Gaza. Meningkatnya perang di Gaza telah mempengaruhi pasar saham, khususnya sektor pelayaran dan minyak dan gas.
Memang benar, sejak 7 Oktober 2023, serangan kekerasan Hamas terhadap Israel telah mengejutkan dunia, menewaskan hampir 1.200 orang, beberapa di antaranya warga sipil, dan menyandera 250 orang.
Belakangan, tanggal ini dikenang sebagai hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust.
Setahun setelah perang Gaza, Israel merespons dengan melancarkan serangan udara besar-besaran yang telah menewaskan 41.600 orang dan membuat 1,9 juta orang mengungsi, menurut pejabat kesehatan Palestina dan informasi dari dokumen PBB.
Perang di Gaza, yang telah meluas ke wilayah Timur Tengah seperti Yaman, Iran, dan Lebanon, telah membuat pasar saham bergejolak karena para pelaku pasar khawatir terhadap pasokan menyusul terganggunya pasokan produk di sektor penempatan.
Misalnya saja kelompok bersenjata Houthi asal Yaman yang mengaku melindungi Palestina, membalas dengan menyerang kapal-kapal pengangkut barang ke negara-negara pro-Israel yang melewati Laut Merah.
Itulah sebabnya lebih dari 100 kapal kargo memutuskan untuk mengubah rutenya ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan, yang terhubung dengan salah satu jalur perdagangan dunia, Terusan Suez, yang menyumbang sekitar 12% perdagangan dunia. laut Pengiriman melintasi lautan ini.
Gangguan pelayaran di Laut Merah berdampak pada pelayaran dari Asia ke Eropa dan Amerika. Ekspor dari Tiongkok ke Mediterania naik 44% pada Desember lalu, menurut laporan Reuters.
Baltic Dry Index (BDI) juga meningkat, dan sejak pecahnya perang di Gaza pada tanggal 7 Oktober 2024, BDI telah meningkat lebih dari 70% menjadi lebih dari 3300. Setelah itu mulai diperbaiki. Konsolidasikan harga sejauh ini.
Saham emiten kapal melonjak
Pertumbuhan BDI pada akhir tahun menunjukkan bahwa insiden di Laut Merah memperburuk gangguan pasokan kapal kargo dan meningkatkan penggunaan kapal kargo dan tarif angkutan (shipping rates) di seluruh dunia.
Meski momen ini terjadi dalam kurun waktu singkat, namun banyak penyedia pelayaran dalam negeri yang menyatakan antusiasmenya terhadap harga tersebut.
Hal ini karena gangguan pelayaran di Laut Merah, dimana sebagian besar kapal pelayaran hanya melayani perairan lokal, tidak berdampak signifikan terhadap operasional pengirim.
Misalnya, saham PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI) yang fokus di bidang logistik di Maluku dan Papua mencatatkan kenaikan harga saham hampir 60%.
Saham lain seperti PT Habco Trans Maritim Tbk (HATM) mencatatkan kinerja lebih baik sebesar 12,5% sepanjang tahun ini.
Sedangkan PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) dan PT Temas Tbk (TMAS) masih setahun berada di zona merah. Namun, dalam kurun waktu singkat sejak pecahnya perang di Gaza hingga akhir tahun lalu (Oktober – Desember 2023), kedua penyedia tersebut mencatatkan pergerakan harga minyak yang menarik, dengan TMAS naik sekitar 25%, sedangkan produsen SMDR naik 10%.
Bidang lain yang terkena dampak perang di Gaza adalah sektor kargo. Meskipun dampaknya mungkin tidak sebesar perang di Rusia dan Ukraina, dampak limpahan terbaru di Iran dan Lebanon membuat para pelaku pasar khawatir bahwa pasokan minyak akan kembali turun.
Belakangan ini harga minyak naik hingga US$ 80 per barel. Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan hari ini Senin (10/7/2024) pukul 09:13 WIB, harga minyak Brent sebesar US$77,66 per barel, sedangkan harga minyak WTI sebesar US$74,09.
Selama seminggu terakhir, harga minyak untuk kontrak Brent naik lebih dari 8% secara mingguan, kenaikan tertinggi sejak Januari 2023, sedangkan kontrak WTI naik 9,1% secara mingguan, tertinggi setidaknya sejak Maret 2023.
Kenaikan harga minyak menyebabkan investor di sektor migas menaikkan harga sahamnya. Misalnya saja dalam sepekan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menguat 30%, PT Medco Energy International Tbk (MEDC) menguat 13%, dan PT Elnusa Tbk (ELSA) menguat 6,54%.
Pemasok lain yang bergerak di sektor migas adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) yang sahamnya naik hampir 5% dalam sepekan.
Riset ILLINI NEWS
(tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Prabowo: Terpuruk Total, Tak Bisa Ditawar!