Jakarta, ILLINI NEWS – Konflik antara Israel dan Iran terus berlanjut, menimbulkan kekhawatiran serius mengenai eskalasi dan kemungkinan penggunaan senjata nuklir mematikan di kawasan.
Dalam konteks ini, perhatian dunia tertuju pada ancaman nuklir yang terus berkembang meski jarang terjadi.
Masih banyaknya persenjataan nuklir global menambah risiko lain terhadap perdamaian dunia, terutama dalam situasi geopolitik yang sensitif seperti konflik Israel-Iran.
Hingga Januari 2024, terdapat 12.121 hulu ledak nuklir yang tersebar di seluruh dunia.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk mengurangi senjata nuklir, kemampuan pencegahannya tetap relevan dan dapat menjadi alat strategis dalam konflik politik internasional.
Rusia dan Amerika Serikat memimpin dalam menguasai 87% persenjataan nuklir dunia, dengan masing-masing 5.580 dan 5.044 senjata.
Namun, selain dua negara besar tersebut, negara nuklir lainnya, termasuk Israel, juga berperan penting dalam menjaga atau justru mengancam stabilitas kawasan.
Untuk Israel sendiri, diperkirakan negaranya memiliki 90 hulu ledak nuklir, meski tidak pernah secara resmi mengakui keberadaan senjata tersebut.
Kepemilikan senjata nuklir oleh Israel merupakan isu yang mendesak, terutama di Timur Tengah yang penuh dengan konflik dan persaingan antar negara.
Kehadiran senjata pemusnah massal ini memberikan Israel keunggulan militer strategis yang dapat digunakan sebagai ancaman atau pertahanan terhadap musuh-musuhnya, termasuk Iran, yang memiliki hubungan bermusuhan dengan Israel.
Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat akhir-akhir ini, dengan adanya serangan rudal dan ancaman serangan balasan, sehingga menimbulkan kekhawatiran global mengenai kemungkinan terjadinya perang yang lebih besar.
Iran, meski tidak memiliki senjata nuklir langsung, telah lama dicurigai berusaha mengembangkan program nuklir, yang ditentang keras oleh Israel.
Kedua negara telah terlibat dalam berbagai konflik tidak langsung selama bertahun-tahun, namun situasi terkini membuat dunia khawatir akan kemungkinan terjadinya perang yang lebih besar, terutama jika senjata nuklir mulai masuk dalam perhitungan militer.
Selain itu, keterlibatan negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Rusia dalam konflik Timur Tengah juga menambah dimensi baru risiko global.
Amerika secara tradisional mendukung Israel, sementara Rusia memiliki hubungan dekat dengan Iran dan negara-negara regional lainnya.
Selain Israel, negara nuklir lain yang patut dicermati adalah Tiongkok yang memiliki 500 hulu ledak, serta Prancis dan Inggris yang masing-masing memiliki 290 dan 225 hulu ledak.
Di Asia Selatan, India dan Pakistan juga memiliki senjata nuklir, masing-masing 172 dan 170 hulu ledak, dan terus berperang dalam sengketa militer atas wilayah yang disengketakan.
Korea Utara, meskipun memiliki sekitar 50 hulu ledak, merupakan ancaman terhadap stabilitas di Asia Timur dengan program nuklirnya yang agresif dan seringnya pelanggaran terhadap resolusi internasional.
Ancaman nuklir terhadap dunia, yang dulunya jauh dan hanya dibicarakan dalam konteks Perang Dingin, kembali menghantui kita dalam konflik saat ini.
Dalam situasi di mana diplomasi dunia masih berusaha mencari solusi untuk mencegah perang terbuka, kemungkinan penggunaan senjata nuklir masih menjadi ancaman nyata bagi seluruh dunia, dan masa depan keamanan global berada dalam masa kritis.
Keberadaan 12.121 senjata nuklir di dunia bukan sekadar angka statistik, namun merupakan tanda bahaya yang terus bertambah, terutama dalam situasi politik yang memprihatinkan saat ini.
Riset ILLINI NEWS
(tidak ada)