Jakarta, ILLINI NEWS – Banyak perusahaan Eropa yang berusaha menghindari penggunaan infrastruktur base station (BTS) perusahaan China seperti Huawei dan ZTE.
Terlepas dari itu, ternyata masih banyak negara yang belum lepas dari Huawei dan ZTE. Hingga Agustus 2024, hanya 11 dari 27 negara Uni Eropa yang membatasi penggunaan Huawei dan ZTE.
Beberapa negara menerima lebih sedikit konflik. Namun, ada juga banyak negara yang lebih keras kepala dan secara bertahap beralih dari ketergantungan mereka pada infrastruktur Huawei dan ZTE.
Misalnya saja, operator Spanyol Masorange dikabarkan akan berhenti menggunakan komponen Huawei dan ZTE dalam beberapa tahun ke depan. Perusahaan menggantinya dengan Ericsson dari Stockholm.
Di Jerman, otoritas setempat sedang bernegosiasi dengan operator lokal mengenai seberapa cepat peralatan Tiongkok akan diganti. Beberapa otoritas mewajibkan biaya sebesar itu ketika operator meningkatkan jaringan ke 5G atau 6G untuk mengurangi biaya.
John Strand, direktur Strand Consult Denmark, memperkirakan fenomena ini akan serupa dengan saat Rusia membatasi pasokan gas ke Eropa pasca pecahnya perang di Ukraina pada tahun 2022.
Salah satu kekhawatiran mengenai penggunaan infrastruktur oleh Tiongkok adalah potensi negara tersebut mengganggu jaringan telepon seluler di Eropa.
“China bisa menutup, memperlambat, atau mengganggu jaringan telepon seluler. Itu akan menghancurkan perekonomian Eropa,” kata Strand seperti dikutip Spectrum, Rabu (10 September 2024).
Komisi Eropa sebelumnya juga mempublikasikan hasil penilaian perangkat yang diproduksi di China. Dikatakan bahwa alat tersebut masih menimbulkan risiko keamanan, termasuk malware.
Padahal, risiko ini berdampak luas pada sektor lain. Apalagi jika perusahaan telekomunikasi yang digunakan merupakan satu-satunya di suatu wilayah tertentu.
Eropa sadar bahwa menyerahkan infrastruktur telekomunikasi penting seperti 5G kepada operator asing sangatlah berisiko. Namun wilayah ini tertinggal jauh dalam melaksanakan upaya penegakan hukum. (hebat/hebat) Tonton video di bawah ini: Video: Pusat Interaksi Ekonomi dan Bisnis, Pusat Data Dibangun di Kota Artikel Berikutnya Joe Biden Gila Lumpuhkan China