JAKARTA, ILLINI NEWS – Direktur Utama Bank Shami Indonesia (BRIS) Harry Gunardi mengatakan sektor perbankan syariah tumbuh lebih cepat dibandingkan perbankan konvensional, meski dalam kondisi keuangan yang sulit.
“Secara pertumbuhan bisnis, kami yakin perbankan syariah lebih baik dibandingkan perbankan nasional,” jelas Harry dalam pemaparan kinerja BSI Triwulan III 2024 yang digelar secara virtual, Selasa (29/10/2023).
Secara spesifik, ia mengatakan pertumbuhan aset syariah mencapai 10,30 persen secara tahunan hingga Agustus 20224, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan nasional yang sebesar 3,3 persen per tahun.
Selain itu, dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh sebesar 11,65 persen per tahun dibandingkan 11,3 persen pada tingkat nasional. Terakhir, dari sisi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan year-on-year sebesar 11,42%, dan pertumbuhan nasional hanya tumbuh sebesar 7% year-on-year.
Bank Shami Indonesia Tbk (BSI) sendiri melaporkan pertumbuhan dividen sebesar 21,59% Q3 2024.
Laba periode berjalan emiten bank syariah itu per 30 September 2024 tercatat sebesar Rp 5,1 triliun. Sedangkan pada tahun 2023, perseroan membukukan laba sebesar Rp 4,2 triliun.
Dari sisi top line, perseroan membukukan laba setelah penyaluran sebesar 13,45 triliun. Jumlah ini lebih tinggi 4,56 persen dibandingkan tahun 2023.
Selama kuartal III tahun 2024, BSI menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 266,46 triliun. Capaian tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 239,69 triliun.
Dari sisi dana pihak ketiga (DPK), BSI mencatatkan keuntungan sebesar Rp 301,22 triliun. Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat menjadi 88,59% dari 88,31%.
Posisi nilai aset perseroan tercatat sebesar Rp 370,72 triliun pada kuartal tersebut. Aset ini meningkat dibandingkan tahun lalu Rp 353,62 triliun. (fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Prediksi Fund Manager terhadap Nasib IHSG dan Rupee di Akhir Tahun 2024 Artikel Berikutnya Oversubscribed Tiga Kali Lipat! Pesanan Sukuk ESG BSI mencapai Rp 9 T