illini news Saham Emiten Perbankan Mulai Bangkit, IHSG Bergairah

JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat pada penghujung sesi I perdagangan Rabu (15/1/2025), jelang keputusan suku bunga terbaru Bank Indonesia (BI).

Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG menguat 0,62% ke 6.999,47. IHSG sempat pulih ke level psikologis 7.000 di awal sesi I. Namun hingga penutupan Sesi I hari ini, IHSG masih mendekati level psikologis tersebut.

Pada sesi pertama hari ini, nilai tukar indeks mencapai Rp5 triliun dengan volume transaksi 11 miliar lembar saham dan 816.259 transaksi. Sebanyak 304 saham menguat, 259 saham melemah, dan 231 saham melemah.

Secara sektoral, sektor teknologi dan keuangan menjadi penopang terbesar IHSG.

Sementara dari sisi saham, perbankan besar mendapat dukungan dari IHSG.

Selain itu, ada saham PT Astra International Tbk (ASII) yang menopang IHSG sebesar 3,1 poin indeks.

Berikut saham-saham penopang IHSG pada sesi I hari ini.

IHSG berbahagia setelah rilis data neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2024 yang melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024 masih mayoritas. Kali ini surplusnya mencapai $2,24 miliar. Ini merupakan surplus selama 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplusnya mencapai US$ 23,46 miliar, sedangkan impor hanya US$ 21,22 miliar. Surplus ini menurun menjelang akhir tahun 2024 karena adanya peningkatan impor. Peningkatan impor mencapai 8,10% pada Desember 2024.

“Kenaikan harga barang impor setiap bulannya dilatarbelakangi oleh harga barang nonmigas yang meningkat sebesar 4,04% dan kenaikan harga impor migas yang meningkat sebesar 3,07%,” kata Pj. . Ketua BPS Amalia Adiningar Vidyasanthi saat Rilis Data BPS, Rabu (15/1/2025)

Namun surplus tersebut bergantung pada konsensus pasar yang dihimpun ILLINI NEWS dari 10 perusahaan bahwa surplus neraca perdagangan akan mencapai US$3,55 miliar pada Desember 2024.

Sepanjang Januari-Desember 2024, neraca perdagangan Indonesia tercatat lebih dari USD 31,04 miliar. Surplus ini mengalami penurunan dibandingkan surplus neraca perdagangan secara keseluruhan pada tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan perdagangan neto nonmigas pada tahun 2024.

Jika dilihat secara lebih luas, Amalia menyebutkan neraca perdagangan nonmigas pada 2023 surplus US$ 51,44 miliar, turun dari US$ 5,35 miliar. Sementara itu, neraca perdagangan migas mencatat defisit. 20,40 miliar USD.

“Kalau dilihat secara bijak, defisit migas China sebesar USD 11,41 miliar, sedangkan AS akan mengalami surplus terbesar pada tahun 2024,” kata Amalia, Rabu (15/1/rilis BPS) 2025).

Di sisi lain, pasar menunggu keputusan suku bunga terbaru BI sore ini. Suku bunga (BI rate) terakhir dipangkas sebesar 25 basis poin (bps) pada September 2024 dan dipertahankan pada level 6% pada Oktober, November, dan Desember 2024.

Konsensus ILLINI NEWS yang dikumpulkan dari 15 lembaga/lembaga adalah BI juga akan mempertahankan suku bunga di angka 6%. Jika hal ini terjadi, BI akan menahan suku bunga selama empat bulan berturut-turut.

Pada awal Desember 2024, Gubernur BI Perry Vargeo mengatakan keputusan ini sejalan dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Survei ILLINI NEWS

[email protected]Disclaimer: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa informasi dari ILLINI NEWS Research. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca untuk membeli, menahan atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Pengambilan keputusan sepenuhnya ada di tangan mahasiswa dan oleh karena itu kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini. (chd/chd) Simak videonya di bawah ini: Video: Banyak yang mau share, hati-hati, rawan longsor! Artikel Berikutnya IHSG Terpuruk Usai Reshuffle Kabinet Jokowi, Ini 5 Pergerakan Saham

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *