JAKARTA, ILLINI NEWS – Tren penguatan rupiah pada akhir kuartal III 2024 sempat terganggu oleh sentimen negatif global. Komentar ini didasarkan pada konflik yang berkembang di Timur Tengah.
Hal inilah yang menyebabkan suku bunga atau BI rate ditetapkan sebesar 6 persen pada rapat Dewan Gubernur (RDG) beberapa hari lalu, ungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiu.
Fokus kami pada nilai tukar rupee, kata Perry dalam konferensi pers bersama KSSK di Jakarta, Jumat (18/10/2024).
Per 15 Oktober 2024, rupee terdepresiasi sebesar 2,82% (ptp) dibandingkan bulan sebelumnya. Melemahnya nilai tukar mata uang ini terutama disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian dunia akibat meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Namun jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah hanya terdepresiasi 1,17%, lebih baik dibandingkan pelemahan peso Filipina, dolar Taiwan, dan won Korea yang masing-masing melemah 4,25%, melemah 4,58%. dan 5,62 persen.
BI memantau pergerakan rupee melalui kehadiran pasar. Langkah-langkah operasional keuangan siap diterapkan jika diperlukan, antara lain intervensi cepat, DNDF, dan obligasi pemerintah (SBN). Hal ini termasuk memperkuat strategi efisiensi pasar keuangan melalui penyempurnaan perangkat SRBI, SVBI dan SUVBI. (rsa/mij) Simak video di bawah ini: Video: Sri Miliani Umumkan Defisit APBN Rp 309,2 Triliun Artikel Selanjutnya Tanggapan Sri Miliani Saat Ditanya Pergerakan Dolar di Sekitar Rp 16.000 .