Jakarta, ILLINI NEWS – Institute of Collective Defense, sebuah kelompok hak konsumen Brasil, telah mengajukan dua tuntutan hukum yang menuntut kompensasi sebesar US$525,27 juta (8,2 triliun rupiah) dari entitas Brasil TikTok, Kwai dan Meta.
Mereka menggugat Kwai dan Meta karena diduga gagal menciptakan mekanisme untuk mencegah anak di bawah umur menggunakan platform media sosial.
Peraturan media sosial telah menjadi topik hangat di negara terbesar di Amerika Latin. Ini terjadi setelah perselisihan selama berbulan-bulan antara perusahaan
Menurut petisi pertama yang ditinjau oleh Reuters, gugatan badan tersebut mengharuskan perusahaan untuk menetapkan mekanisme perlindungan data yang jelas dan mengeluarkan peringatan tentang risiko terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja akibat kecanduan platform.
Gugatan tersebut didasarkan pada serangkaian penelitian mengenai potensi kerugian yang disebabkan oleh penggunaan media sosial tanpa pengawasan, khususnya oleh anak-anak dan remaja.
“Sangat mendesak untuk mengambil tindakan untuk mengubah cara kerja algoritme, memproses data dari pengguna di bawah 18 tahun, dan cara generasi muda di atas 13 tahun memantau dan membuat akun mereka, untuk memastikan pengalaman yang lebih aman dan sehat terjadi,” kata Lillian Salgado, pengacara salah satu perusahaan tersebut. penggugat, Lillian Salgado, dikutip Reuters, Jumat (01-11-2024), “Kasus ini menyangkut negara-negara maju.
Meta mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka ingin generasi muda mendapatkan pengalaman yang aman dan sesuai usia saat menggunakan aplikasi.
“Kami telah menangani masalah ini selama lebih dari satu dekade dan telah mengembangkan lebih dari 50 alat, sumber daya, dan fitur untuk mendukung remaja dan orang tua mereka,” kata perusahaan yang memiliki Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Meta juga mengatakan baru-baru ini mengumumkan “akun remaja” baru di Instagram, yang akan segera hadir di Brasil, dan berjanji untuk secara otomatis membatasi akun mana yang dapat dilihat oleh remaja dan siapa yang dapat menghubungi mereka.
TikTok mengatakan pihaknya belum diberitahu mengenai masalah ini. Sementara itu, situs media sosial Kwai, yang mengandalkan video pendek, mengatakan dalam pernyataannya bahwa keselamatan pengguna adalah salah satu prioritasnya, terutama jika menyangkut anak di bawah umur. (fab/fab) Tonton video di bawah ini: Video: Musk membuat Robotaxi, Tesla berhenti membuat mobil listrik Artikel selanjutnya Starlink Siap Luncurkan Internet Seluler, Begini Respon Operator Indonesia