Jakarta, ILLINI NEWS – Jensen Huang, CEO Nvidia, membenarkan bahwa perusahaannya telah memperbaiki masalah pada chip Blackwell AI. Sebelumnya, chip tersebut diklaim sudah banyak dipesan dan ada keterlambatan pengiriman.
Pria senilai US$121,8 miliar (Rs 1.899 triliun) itu mengakui chip barunya memiliki cacat desain. Perusahaan sepenuhnya harus disalahkan atas masalah ini.
“Ini berhasil, tetapi cacat desain menyebabkan hasil produksi rendah. 100% salah Nvidia,” kata Huang seperti dikutip Reuters, Kamis (24 Oktober 2024).
“Agar Blackwell dapat berfungsi, tujuh jenis chip berbeda dirancang dari awal dan diproduksi dengan cepat pada waktu yang bersamaan,” tambahnya.
Blackwell dijadwalkan mulai dikirimkan pada kuartal kedua. Namun, hal ini akhirnya tertunda dan hal ini dapat memengaruhi pelanggan mereka yang merupakan raksasa teknologi global seperti Meta, Google, dan Microsoft.
Laporan tersebut juga mengatakan penundaan produksi membuat Nvidia berselisih dengan TSMC. Namun, Huang membantah kabar tersebut.
Ia menjelaskan, TSMC membantu Nvidia mengatasi masalah chip tersebut. “TSMC membantu kami pulih dari kesulitan produksi dan melanjutkan produksi Blackwell sesegera mungkin,” katanya.
Pada konferensi Goldman Sachs, Huang mengatakan chip AI Blackwell akan dikirimkan pada kuartal keempat.
Terlepas dari masalah ini, banyak analis mencatat bahwa hal ini tidak akan berdampak terlalu besar pada Nvidia. Analis Bernstein Stacey Rasgon mengatakan permintaan akan terus meningkat.
“Dengan semua perusahaan hyperscaler besar meningkatkan modal,” kata Rasgon.
Analis di TD Cowen mengatakan hal serupa, termasuk tidak mencerminkan permintaan yang akan mendorong pendapatan pusat data Nvidia tahun depan. Mereka pun yakin Nvidia akan memperbaiki masalah ini dengan baik. (fab/fab) Saksikan video di bawah ini: Video: Komitmen Vertiv Dukung Pemerintah Percepat Transformasi Digital Artikel Selanjutnya Pria senilai Rp 1,9 triliun ini kini memiliki perusahaan paling bernilai di dunia