Jakarta, ILLINI NEWS – Dian Siswarini menjelaskan alasan penarikan ketua direktur presiden dan CEO XL Axiata. Ini terjadi seminggu sebelum pengumuman perusahaan.
Dia menjelaskan bahwa tidak ada merger dengan keputusan keputusannya. Bahkan CEO dan direktur Axiata Vivek Sood, katanya, tidak meminta untuk keluar dari posisinya sebagai CEO.
Dian meluncurkan keputusan keputusan keputusan karena alasan pribadi. Niat ini diajarkan beberapa kali tahun lalu.
“Itu tidak ada hubungannya dengan merger, karena untuk sementara waktu saya telah menyatakan niat saya untuk berpikir tentang beberapa kali. Jika saya tidak salah, saya mengatakan bahwa niat untuk mengundurkan diri,” kata Dian dalam konferensi pers -pdate XL Smartfren Fusion di Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Tahun ini adalah tahun ke -10 sebagai CEO. Dia mengatakan sudah waktunya untuk melepaskan posisi itu karena dia dianggap sangat melelahkan di posisi ini.
Sekarang CEO baru diperlukan dengan gaya yang lebih progresif dan memiliki energi baru. Diharapkan untuk membawa perusahaan ke tempat yang lebih tinggi.
“Karena menurut saya ini sudah cukup, dan pada kenyataannya tampaknya membutuhkan darah baru, mata baru diperlukan yang nantinya dapat memiliki lebih banyak trik, lebih banyak senjata untuk membawa penggabungan gabungan ini dari XLSmart ke tingkat yang lebih tinggi,” katanya.
Sementara itu, XL Axiata dan Smartfren mengumumkan merger dengan nilai transaksi 6,5 miliar dolar AS atau 104 triliun rp. XL masih disediakan oleh unit bisnis, dan dua perusahaan lain Smartfren dan Smartel berpartisipasi atas nama perusahaan XLSmart.
Grup Axiata Berdard dan Sinar MAS bersama -sama memeriksa pemegang saham. Keduanya memeriksa 34,8% di XLSmart.
(Van de) Video di bawah ini: Video: Penduduk RI telah meminta untuk beralih ke E-SIM. Apa keuntungan dan urgensi? Artikel Berikutnya Kebocoran Terakhir Bos XL, Fusion dengan Smartfren terjadi dalam fase ini