Likuiditas bank dalam Jaket dan ILLINI NEWS – Indonesia sangat sulit. Rasio rasio terhadap rasio deposit (LDR) dari pinjaman atau pinjaman 90%.
Industri perbankan LDR telah mencapai data tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Desember 2024. Jumlah ini lebih dari bulan -bulan posisi sebelumnya. Untuk informasi hingga September 2024, industri perbankan LDR masih berada di peringkat 86,91%.
LDR adalah indikator untuk menjelaskan status likuiditas bank atau kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. LDR adalah perbandingan antara jumlah kredit yang didistribusikan dengan Dana Partai Ketiga yang dikumpulkan (DPK).
Bank mengatur bahwa batas bawah LDR Indonesia adalah 78% dan batas atas adalah 92%. Jika LDR kurang dari 78%, bank pasti akan menyadari bahwa ia tidak melakukan fungsi mediasi karena tidak memberikan kredit terbaik. Namun, jika mencapai 92%, bank telah memberikan sinyal kebocoran penipisan.
Industri perbankan cocok dengan pertumbuhan LDR bank. Empat bank besar di negara ini telah melaporkan peningkatan LDR yang signifikan dalam setahun terakhir.
Berdasarkan laporan keuangan dari iklan, PT Bank Rakat Indonesia (Percerero) naik 89,39%, 466 poin dasar (BPS) hingga 31 Desember 2024. Kredit BRI telah tumbuh menjadi 7,98% yoy untuk Rp1.348,21 triliun rp1 pada waktu itu.
Sementara itu, LDR PT Bank Mandiri (Percerero) telah terdaftar bahwa TBK telah melampaui perbatasan atas, yaitu 98,04%. Jumlah ini meningkat secara signifikan dibandingkan dengan 31 Desember 2023, yaitu 86,75%.
Perluasan Aula Kredit telah sangat dicatat dalam setahun terakhir. Hal ini menyebabkan pertumbuhan kredit Timpgang tahun lalu dan persentase dana pihak ketiga (DPK).
Bank, yang memiliki logo film emas, telah mendistribusikan kredit senilai RP1.670,55 triliun, 19,5% yoy. Pada saat itu, Mandiri DPK Bank naik menjadi 7,73% YOY dan RP menjadi 1.699 triliun.
Bank besar lain dari bank besar, yang melebihi batas atas LDR, adalah Ngara Indonesia (Persero) TBK. Pada tanggal 31 Desember 2024, bank melaporkan bahwa LDR adalah 96,07%, yang tumbuh secara signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, 85,81%.
Pertumbuhan BNI DPK pada tahun 2024 juga berada di bawah rata -rata dalam industri, atau hanya 2,96% yoy. Sementara itu, pinjaman bank masih dapat tumbuh dari dua digit atau 11,6% yoy menjadi Rp775,87 triliun.
Kemudian, PT Bank Central Asia TBK (BBCA) LDR masih menemukan bahwa batas atas terlalu rendah. Namun, bank yang dimiliki oleh kelompok aliran naik menjadi 824 poin dasar (BPS) LDR pada tahun 2024, dibandingkan dengan 78,44%.
Seperti bank besar lainnya, BBCA juga telah menghadirkan pertumbuhan kredit lebih dari DPK. Pada tanggal 31 Desember, kredit BCA hanya 13,8% YoY, DPK 4,4% YOY. Dan