JAKARTA, ILLINI NEWS – Kejaksaan Agung (Kejakung) pada Senin (18/11) menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lai sebagai tersangka IUP PT Timah 2015-2022 di bisnis timah.
Ia pun ditangkap Kejaksaan Agung pada Senin (18/8/2018) dari Singapura di Bandara Soekarno Hatta oleh tim penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Khusus Hurley Chirekar, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung. . , katanya. 11) Di malam hari.
Tersangka Henry Lee ditahan di Bandara Soetta sekembalinya dari Singapura, ujarnya, mengutip CNN Indonesia, Rabu (20/11).
Sebelum terjun ke kasus timah, Hendry adalah seorang pengusaha, salah satunya di bidang penerbangan.
Menurut situs Sriwijaya Air, Hendry Lee adalah salah satu pendiri maskapai tersebut. Bersama beberapa temannya seperti Chandra Lee, Johannes Benjamin, dan Andy Halim, Hendry mendirikan Srivijaya Air pada tahun 2000-an.
Dengan tangan dinginnya, Hendry hanya memiliki satu Boeing 737-200 saat mendirikan Sriwijaya Air.
Sriwijaya kini memiliki 48 pesawat Boeing untuk total 53 rute, termasuk rute regional Medan-Penang dan rute internasional lainnya.
Bahkan, saat ini Sriwijaya Air telah menjadi salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia yang berhasil mengangkut lebih dari 950 ribu penumpang per bulan dari Bandara Internasional Soekarno Hatta ke 53 destinasi di Indonesia dan tiga negara kawasan.
Selain berbisnis di industri penerbangan, Hendry juga memiliki bisnis pertambangan. Anda merupakan salah satu pemilik atau pemilik manfaat PT TIN.
Dia merupakan pemilik PT TIN yang terlibat dugaan korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 yang merugikan pemerintah sekitar Rp300 miliar.
PT TIN milik Hendry Lee disebut telah menandatangani perjanjian kerja sama untuk melakukan operasi pengumpulan bijih timah ilegal.
Tanda tangan itu dibuat oleh General Manager PT TIN berinisial RL yang juga disebut sebagai tersangka. Sejauh ini, sudah 22 orang, termasuk Hendry Lai, yang ditetapkan Kejaksaan Agung sebagai tersangka kasus penipuan pengalengan tersebut. (mkh/mkh) Simak video berikut: Video: Ketidakpastian Tinggi 2025, PR Perdalam Pasar Keuangan Indonesia Artikel Selanjutnya Helena Lim dan Harvey Moise Hadir di Kejaksaan