Jakarta, ILLINI NEWS – Tim sepak bola Indonesia kembali gagal di persaingan antar negara Asia Tenggara. Tim Garuda tak lolos ke Asean Renault Vel Cup 2024, namun finis ketiga.
Filipina harus mengalahkan Indonesia di laga terakhir penyisihan grup. Meski Filipina kerap menyerang timnas Indonesia.
Skor tertinggi yang dicatatkan timnas Indonesia pada turnamen antar negara Asia Tenggara adalah 13-1 saat bertemu Filipina di Stadion Gelora Bung Karno pada 23 Desember 2002. Saat itu Piala AFF masih bernama Piala Harimau.
Tim Garuda yang saat itu dipimpin Ivan Koleva tampil impresif dan unggul 7-0 di babak pertama. Kemudian di babak tengah Garuda tampil tajam dengan enam bola lagi untuk memastikan kemenangan.
Bambang Pamungkas dan Zaenal Arif menjadi pemain di balik kemenangan Indonesia dengan masing-masing empat gol. Sisanya Bejo Sugiantoro yang mencetak dua gol, Budi Sudarsono, Imran Nahumarury. Gol bunuh diri Salomon Licuanan menjadi gol lainnya.
Tak lolosnya timnas ke babak selanjutnya menambah kegagalan meraih gelar juara di Piala AFF sebelumnya.
Meski berstatus tinggi, tim Garuda belum pernah naik podium di kejuaraan tersebut. Timnas Indonesia juga disebut sebagai “Tim Mahkota Tanpa Juara”.
Dalam 14 kali partisipasinya, Timnas Indonesia finis di posisi empat besar turnamen tersebut.
Paling sering, Thailand memiliki tujuh gelar juara. Disusul Singapura yang mampu juara empat kali, Vietnam dua kali juara, dan Malaysia satu kali.
Timnas Indonesia menjadi tim peringkat kedua tertinggi pada kompetisi tersebut dengan enam pelari.
Indonesia berada di peringkat kedua Piala AFF 2020 saat menghadapi Thailand. Tih Putih Gajah mengalahkan Skuad Garuda 6-2 (4-0, 2-2).
Alasan tim Garuda tak bisa meraih gelar juara di turnamen sepak bola ASEAN diungkap mantan pelatih timnas era 90-an itu.
IGK Manila, manajer yang memimpin tim nasional menjuarai Olimpiade Manila pada tahun 1991, mencatat bahwa pelatih sepak bola di Indonesia sudah ketinggalan zaman;
“Dia mengambil langkah pertama, ada pemain, ada wasit, ada organisasi. Ini (gol), dia ingin semua jadi juara,” kata IGK Manila, Jumat (6/1/2023).
Menurutnya, persaingan harus dimulai dari junior hingga senior agar timnas bisa meraih juara.
“Dari bawah ke atas harus ada persaingan, nyambung, berkesinambungan, yang bagus di bawah naik, kita tidak naik, kadang main melawan pemain nasional, tiba-tiba jadi pemain nasional,” kata pria 80-an itu. -berusia tahun.
Selain itu, ada pula alasan mengapa timnas tidak menjadi juara Asia Selatan, padahal selalu menjadi tim utama. Hal ini menjadi salah satu penyebab banyaknya gangguan yang menghambat kestabilan proses persaingan Indonesia.
Pada dua edisi sebelumnya, Timnas Indonesia lolos ke Piala AFF meski kompetisi dihentikan.
Pada edisi 2020, Liga Indonesia sempat terhenti karena wabah penyakit Virus Corona atau Covid-19. Bahkan di negara lain, termasuk kawasan Asia Selatan, kompetisi sepak bola masih diselenggarakan dengan protokol paling ketat.
Alhasil, kondisi pemain di Piala AFF 2020 kurang bagus, hasilnya kurang bagus.
Sementara untuk musim 2022, Kejuaraan Liga Indonesia terhenti sekitar dua bulan akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan. Hal itu berdampak pada kondisi fisik dan mental pemain.
Belum lagi pertentangan dari klub pemain, karena kompetisi tersebut bukan bagian dari kalender FIFA, sehingga pilihan pemain mungkin terbatas.
Meski turnamen 2024 gagal, para pemain bisa mengambil pelajaran berbeda dari pemain Shin Tae Yong U-22. Misalnya saja pengorganisasian permainan yang perlu ditingkatkan, emosi yang perlu lebih terkontrol, serta kreativitas dan komunikasi antar pemain yang perlu ditingkatkan.
Skor tersebut akan dievaluasi oleh masing-masing pemain dan tim untuk mengetahui performanya di kompetisi berikutnya.
PERTANYAAN ILLINI NEWS
(spesies/spesies)