illini news Pentagon Berubah Total Gara-gara Elon Musk

Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden terpilih AS Donald Trump mengedepankan efisiensi dalam pemerintahannya. Elon Musk bersama Vivek Ramaswamu telah ditunjuk sebagai kepala lembaga bernama Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE).

Musk telah mengindikasikan bahwa anggaran dan prioritas Departemen Pertahanan atau Pentagon akan menjadi target rencana efisiensinya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa Pentagon akan dirombak total.

Menurut beberapa eksekutif bisnis di Amerika Serikat, Elon Musk kemungkinan akan membuat lebih banyak proyek gabungan antara kontraktor pertahanan besar dan perusahaan kecil di sektor kecerdasan buatan (AI) dan drone.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan kontraktor besar seperti Boeing, Northrop Grumman, Lockheed Martin dan General Dynamics.

Perusahaan teknologi militer seperti Palantir, yang beroperasi di sektor perangkat lunak kecerdasan buatan, dan Anduril, yang membuat drone, menyambut baik inisiatif Musk. Mereka mencoba mengisi ceruk kecil yang telah didominasi oleh perusahaan-perusahaan besar selama beberapa dekade.

Pada Forum Pertahanan Nasional Reagan di California yang menampilkan para eksekutif perusahaan, pemimpin militer, dan pembuat kebijakan AS, mereka mengatakan usaha kecil akan memainkan peran yang lebih besar di sektor pertahanan berkat peran baru Musk dalam pemerintahan.

Musk dan beberapa perusahaan kecil berkumpul untuk mengkritik program pertahanan beranggaran besar, seperti jet tempur F-35 milik Lockheed Martin. Musk juga merekomendasikan produksi massal drone, rudal, dan kapal selam berbasis AI yang lebih murah.

Hal ini dapat dicapai melalui kemitraan antara kontraktor pertahanan besar dan perusahaan teknologi baru. Beberapa eksekutif industri teknologi mengatakan beberapa perusahaan kecil sudah memiliki hubungan dekat dengan perusahaan Musk, seperti SpaceX dan Tesla.

Namun, jumlah uang yang tersedia untuk startup pertahanan mungkin terbatas: kurang dari 20% anggaran Pentagon untuk pembelian senjata.

Secara historis, hanya sekitar 1% yang digunakan untuk pembelian program baru seperti yang ditawarkan oleh pendatang baru di pasar, menurut Tara Murphy Dougherty, CEO perusahaan perangkat lunak akuisisi pertahanan Govini. (fab/fab) Simak videonya di bawah ini: Video: Trump Menang, RI Harus Waspada Perang Teknologi antara AS dan China Artikel berikutnya Pentagon mengungkap fakta baru tentang jejak kaki makhluk luar angkasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *