Daftar isi
Jakarta, ILLINI NEWS – Banyak sekali startup yang tersebar di Indonesia. Namun tidak semua orang mempunyai umur panjang.
Banyak startup yang menyerah dan gulung tikar, seperti Zenius, Airy Room, dan JD.ID. Alasannya bermacam-macam, mulai dari kekurangan modal hingga dampak pandemi Covid-19.
Berikut beberapa startup ternama yang akhirnya tutup, seperti dirangkum ILLINI NEWS.
1.Zeni
Startup Edutech Zenius mengumumkan akan menutup sementara pada awal tahun 2024. Perusahaan penyedia platform pendidikan online dan pemilik jaringan pendidikan Primagama ini mengaku harus menghentikan operasinya karena “tantangan pekerjaan”.
Penghentian sementara operasional tersebut diumumkan Zenius antara lain melalui keterangan resmi kepada mitra pemilik lembaga pendidikan di luar Primagama.
“Kami telah mengambil langkah strategis untuk menghentikan sementara operasional, namun kami jamin tidak akan berhenti berusaha mencapai dan mewujudkan visi mewujudkan Indonesia cerdas, cerah, sejuk,” demikian pernyataan resmi Zenius.
2. rumah.com
PropertyGuru mengumumkan penutupan platform pasar properti Rumah.com pada Agustus tahun lalu. Sebanyak 61 karyawan Rumah.com terkena dampak kebijakan PHK atau PHK tersebut.
CEO PropertyGuru Hari V. Krishnan mengumumkan rencana penutupan Rumah.com melalui siaran pers yang dimuat di situs resmi perusahaan.
“Kami menghentikan secara bertahap bisnis pasar [Rumah.com] kami di Indonesia, yang berakhir pada 30 November 2023. Kami tidak mengambil keputusan ini dengan mudah dan menyadari dampaknya terhadap karyawan Rumah.com dan pelanggan kami yang berharga,” katanya.
3. JD.ID
JD.ID telah resmi menutup seluruh layanan mulai tanggal 31 Maret 2023. Hal ini pertama kali diumumkan di situs resmi JD.ID. Saat itu, saat pembukaan layanan e-commerce, pengumuman penting ini diumumkan kepada pelanggan.
“Ini merupakan keputusan strategis JD.COM untuk berkembang di pasar global dengan fokus membangun jaringan pasokan lintas negara, dengan logistik dan gudang sebagai intinya,” ujar Head of Corporate Communications and Public Affairs JD.ID, Setya. Yudha Indraswara dalam keterangannya pada kesempatan tersebut.
Setya telah mengonfirmasi penutupan layanan tersebut pada 31 Maret 2023. Sementara itu di situs resminya, JD.ID akan berhenti menerima pesanan mulai 15 Februari 2023.
4. Kamar Lapang
Airy Rooms resmi ditutup pada 31 Mei 2020. Alasannya tidak sama seperti sebelum pandemi.
Bisnis koleksi hotel sempat booming sebelum terjadinya pandemi Covid-19. Perusahaan bekerja sama dengan pemilik properti mulai dari hotel hingga motel kecil untuk menawarkan penginapan seperti yang ditawarkan oleh platform online.
General Manager Airy Rooms Indonesia Louis Alfonso Kodoatie mengatakan, alasan keputusan penutupan perusahaannya karena pertimbangan banyak hal. Termasuk situasi yang akan terpuruk akibat wabah Covid-19.
5. Fabel
Startup furnitur dan interior Fabelio telah menyatakan bangkrut. Hal itu terungkap dalam siaran pers berdasarkan putusan Pengadilan Niaga Pengadilan Tinggi Jakarta Nomor 47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tanggal 5 Oktober 2022 yang membolehkan pailit. keputusan terhadap PT. Kayu Raya Indonesia atau Fabelio.
Sementara pada akhir tahun 2021, Fabelo disebut-sebut baru membayar gaji para pekerjanya pada bulan Oktober. Perusahaan ini juga dituding tidak membayarkan BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerjanya hingga tahun 2020, namun tetap mengurangi gajinya dan memaksa pekerjanya untuk berhenti menggunakan keanggotaan di beberapa serikat pekerja.
6. Sorbela
Sorabel resmi ditutup pada 30 Juli 2020. Surat pimpinan kepada karyawannya menyatakan bahwa startup e-commerce tersebut melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan perusahaan. Namun dengan berat hati harus menempuh jalur eliminasi.
“Akibat proses likuidasi yang sedang berlangsung, hubungan kerja harus diakhiri sekarang juga untuk semua tanpa kecuali, untuk semua maksud dan tujuan efektif 30 Juli 2020. Saya paham pasti tidak ada yang mengharapkan hal ini terjadi,” bunyi surat itu.
Ceritanya, Sorabel terpaksa berhenti bekerja karena kehabisan modal dan kesulitan mencari uang baru di tengah wabah.
7. tabungan
Stoqo juga menutup layanannya pada tahun 2020. Startup ini fokus pada bisnis yang bergerak dalam memasok bahan makanan segar seperti paprika, telur, dan kopi ke toko makanan atau restoran.
Epidemi menghancurkan perusahaan ini. Mulai tanggal 22 April 2020, hari terakhir Stoqo akan berakhir. Keesokan harinya, manajemen mengumpulkan para pekerja untuk melaporkan bahwa Stoqo gulung tikar.
Sekitar 250 orang telah dipekerjakan sejak Stoqo didirikan. Startup ini didanai oleh beberapa investor antara lain Alpha JWC Ventures, Accel Partners, Insignia Ventures Partners, dan Monk’s Hill Ventures.
8. Qlapa
Qlapa ditutup pada tahun 2019 karena perusahaan ini kalah bersaing dengan situs e-commerce lain seperti Tokopedia dan Bukalapak Cs.
“Hampir 4 tahun lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan pengrajin lokal. Banyak suka dan duka yang kami alami dalam perjalanan luar biasa ini,” tulis manajemen Qlapa dalam situs resminya saat itu.
“Kami sangat mengapresiasi semua tanggapan positif dari pengecer, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati.”
9. CoHive
CoHive, sebuah startup co-working space, dinyatakan pailit oleh Pengadilan Tinggi Jakarta.
Putusan pailit tersebut berdasarkan putusan pengadilan niaga di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat: 231/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Jkt, pada tanggal 18 Januari 2023.
CoHive didirikan pada tahun 2015 sebagai proyek internal perusahaan modal ventura East Ventures, yang disebut EV Hive sebagai tempat kolaborasi dan tempat bagi perusahaan-perusahaan start-up, baik dalam portofolionya maupun tidak. EV Hive memiliki dua kantor yang berlokasi di Jakarta Selatan dan BSD.
10. Beres.id
Perusahaan jasa Malaysia Kaodim mengumumkan akan menghentikan seluruh layanannya pada 1 Juli 2022. Penutupan ini mencakup cabang Indonesia, Beres.id.
Kaodim merupakan startup yang menyediakan pasar layanan yang menghubungkan pengguna dengan penyedia layanan AC, petugas kebersihan, dan pekerja konstruksi.
Selain Beres.id di Indonesia, Kaodim mengoperasikan Kaodim.sg di Singapura dan Gawin.ph di Filipina. Semua cabang ini juga akan ditutup bulan depan. Sejak didirikan pada tahun 2015, Kaodim telah menerima pendanaan sebesar US$17,6 juta.
(luc/luc) Tonton video di bawah ini: Video: Startup Pertanian Bantu Petani Indonesia Tingkatkan Produktivitas.