Indonesia, ILLINI NEWS -Tekstil dan Tekstil Produk Industri (TPT) tidak baik. Menurut laporan tentang berbagai organisasi dan organisasi TPT, banyak pabrik dipaksa untuk menutup dan menutup pekerjaan kolektif (PHK).
Namun, menurut Kementerian Kimia, Farmasi dan Industri Tekstil (IKFT), tema Bavazier, sektor TPT masih meningkat. Bahkan, sektor tekstil masih meningkat.
“Industri tekstil ini masih berkembang. Itulah sebabnya ekspansi Brabes meningkat kemarin. Jadi untuk berbagai jenis multisosa dan ekspor,” kata Tofik, yang dinyatakan pada hari Senin (/1 //-225).
Taufiq juga mengatakan bahwa sektor TPT tidak berkurang karena banyak pabrik diarahkan ke daerah lain, terutama Jawa pusat.
“Jika dikatakan kemarin bahwa, ya, saya harus memeriksa apakah saya harus memeriksa apakah mereka ditutup kemarin, pabrik sepatu, tampaknya karena mati Steward, pergi ke Srban. Misalnya, 6% dari perbedaan itu melipatgandakan 10.000 karyawan.
Dalam hal ini, jumlah tekstil tertutup di Indonesia tidak terlalu mempengaruhi industri petrokimia.
“Jika hubungan antara industri petrokimia dan tutup pabrik tekstil, tidak, itu tidak ada hubungannya,” kata Tafik.
“Di 224, sekelompok industri farmasi kimia, obat -obatan dan tradisional dapat meningkat sebesar 86.8686 persen, yang lebih besar dari pertumbuhan ekonomi.
Efektivitas industri kimia
Sebagai catatan, industri kimia disebut area strategis dan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, industri kimia adalah bagian dari bidang ini yang telah memberikan pengembangan prioritas sesuai dengan Peraturan Presiden No. 12 Pengembangan Nasional Media Tengah (RPJMN) 2025.
Sebagai bidang strategis, produksi industri kimia sejauh ini meningkatkan kebutuhan bahan baku untuk sektor produksi di industri plastik dan tekstil.
“Jadi pentingnya permintaan bahan baku kimia perlu diisi dari produk rumah, karena tentunya akan memiliki efek positif pada harga yang meningkat yang juga akan dipekerjakan,” katanya.
Selain itu, industri kimia juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan dalam mata uang asing. Pada tahun 2024, nilai ekspor dibagi menjadi $ 17,39 miliar.
Dia mengatakan, “Tantangan kami adalah untuk lebih merangsang industri kimia, bahwa Indonesia harus meningkatkan sektor petrokimia dan energi yang terintegrasi untuk menjadi lebih kompetitif,” tambahnya.
Tafik dengan tajam mengatakan bahwa tujuan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun ke depan akan berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja industri kimia.
“Untuk mencapai tujuan ini, area ICFT, yang mencakup peran industri kimia, akan berkontribusi pada biaya 46,09 rp triliun pada tahun 2029,” pungkasnya. .