Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan subsidi pupuk kepada petani tidak akan diberikan dalam bentuk bantuan langsung atau uang tunai. Hal itu diputuskan dalam rapat koordinasi peraturan di bidang pangan di Ballroom Graha Mandiri, Jakarta, Kamis (21/11/2024).
“Satu hal lagi: kita putuskan pupuk itu berdasarkan volume, bukan uang. Kita putuskan volume 9,55 juta ton, kalau uang tidak cukup. Kalau tidak, Menteri Keuangan yang melakukannya.” cari dia,” kata Zulhas kepada wartawan usai pertemuan.
Zulhas menjelaskan, keputusan ini karena fluktuasi nilai tukar.
Karena kalau uang bisa naik, bisa juga turun, tapi pupuk itu kuantitas. Volume. Volumenya 9,55 juta ton, kata Zulhas.
Sebelumnya sempat beredar wacana perubahan skema penyaluran pupuk bersubsidi menjadi BLT. Hal tersebut diungkapkan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pada masa pemerintahan Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan.
“Pupuk dengan cara ini harganya Rp 30 miliar, kami hanya fokus pada itu, sehingga petani yang menerimanya harus menerima apa yang disebut katalog pupuk elektronik subsidi pupuk,” jelasnya dalam Program Update Ekonomi ILLINI NEWS, Selasa (30/07 /2024).
Ia mengatakan, pemerintah nantinya akan menyiapkan berbagai jenis pupuk untuk petani yang memesan melalui e-katalog.
Selain itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas akan mengembangkan program pupuk bersubsidi yang disebut Bantuan Pupuk Langsung (BLP). Perubahan rencana diharapkan dimulai pada tahun 2026.
Namun rencana tersebut ditolak Komisi IV DPR RI yang disampaikan pada Senin (26/8/2024) saat rapat kerja dengan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ketua Komisi IV saat itu, Sudin, khawatir perubahan skema tersebut dapat merugikan petani, seperti halnya program Kartu Tani.
Petani juga menolak rencana penerapan skema subsidi ini. (emy/wur) Simak videonya di bawah ini: Video: Bencana baru melanda Inggris Artikel selanjutnya Subsidi BBM akan digantikan BLT, kelas menengah waspada