illini berita Beban Ongkos Berat Bikin Operator Telekomunikasi Cuma Bisa Berharap

Jakarta, ILLINI NEWS – Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI) berharap pemerintah dapat menekan biaya regulasi bagi operator telekomunikasi di Indonesia.

Sekretaris Jenderal ATSI Marwan O. Baasir mengatakan liabilitas manajemen kini mencapai antara 13% dan 14% meskipun industri tumbuh sekitar 5%. Menurutnya, praktik terbaik di dunia untuk pengelolaan biaya di industri telekomunikasi adalah kurang dari 5%.

“Tapi kita tidak boleh terlalu bermimpi seperti itu, antara 5% saja sudah serius. Rata-rata 5%-10%,” kata Marwan dalam program profit ILLINI NEWS, Jumat (27/12/2024).

Ia meyakini, pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan dan mengukur bentuk kebijakan mengenai biaya regulasi bagi industri telekomunikasi Indonesia.

“Ya, kami tahu tebakan pemerintah benar. Pemerintah sedang mengukur bentuk kebijakan ini untuk pengendalian biaya karena biaya frekuensi BHP yang paling tinggi sekarang 13% hingga 14%,” jelasnya.

Untuk itu ATSI berharap pemerintah dapat menekan biaya regulasi dengan memberikan insentif BHP frekuensi yang bisa kurang dari 10%, karena angka tersebut akan membuat industri menjadi lebih sehat.

“Sepertinya sudah berpuluh-puluh tahun berlalu industri telekomunikasi Indonesia menantikan hal ini, dengan harapan agar BHP frekuensi diperhatikan kembali, ada insentifnya,” tutupnya /dem) Tonton video di bawah ini: Video: 4 permasalahan ini masih belum terselesaikan, Layanan Teknologi 5G RI Belum Mumpuni Artikel Selanjutnya Video: Tantangan Bagi Prabowo Ini meninggalkan digitalisasi sebagai penggerak utama perekonomian RI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *