Jakarta, ILLINI NEWS – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Sulawesi Melati bersama mitra konsorsium Sinopec International Energy Investment (SIEI) Melati Limited dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V, menandatangani Perjanjian Kerjasama (KKS) atau Kontrak Bagi Hasil ( PSC) di Melati ) menandatangani Wilayah Kerja (WK) dengan Unit Kerja Khusus Kegiatan Usaha Perminyakan dan Hulu Gas (SKK Migas).
Kerja sama ini dimeriahkan dengan penandatanganan PSC WK Melati yang berlangsung pada pertemuan Indonesia Exploration Forum (IEF) 2024 di Surabaya, Senin (14/10/2024).
Penandatanganan PSC WK Melati dilakukan oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao, Direktur KUFPEC Indonesia (Melati) B.V Tareeq M. Ebrahim, Presiden SKK Migas Dwi Soetjipto. dan Dadan Kusdiana, Wakil Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Presiden SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan Indonesia membutuhkan eksplorasi besar-besaran untuk mendapatkan cadangan migas, mengingat potensinya masih sangat besar.
“Potensi pengembangan industri migas dan peluang penemuan cadangan di blok-blok baru masih sangat besar, seiring dengan semakin besarnya minat investor di sektor migas. Kami berharap cadangan baru akan terus berlanjut. untuk diketahui,” kata Dwi dalam keterangan resminya, Selasa (16/10/2024).
Pj Dirjen Migas Dadan Kusdiana menambahkan, dengan adanya tambahan WK yang baru saja ditandatangani melalui kontrak PSC, hal ini akan membantu tercapainya tujuan pemerintah dalam menemukan cadangan migas baru.
“Kami berharap kerja sama KKKS di Wilayah Kerja Eksplorasi akan menghasilkan penemuan-penemuan baru dengan memenuhi komitmen eksplorasinya,” kata Dadan.
WK PSC Melati yang berlokasi di darat dan lepas pantai di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah menggunakan Cost Recovery Plan. PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati akan menjadi operator wilayah kerja seluas 8.453,70 kilometer persegi (km2). Total nilai Komitmen Perusahaan sebesar 12,700,000 USD berupa kegiatan Survei Geologi dan Geofisika, Seismik 3D 200 km2, Seismik 2D 250 km dalam tiga tahun ke depan.
Sementara itu, Muhamad Arifin, General Manager PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, mengatakan WK Melati akan menambah optimisme perseroan dalam eksplorasi cadangan migas.
“Eksplorasi di wilayah timur Indonesia menjadi harapan baru bagi industri migas. Kami siap memenuhi komitmen eksplorasi Wilayah Kerja Melati untuk mencari cadangan baru,” kata Arifin.
Sebelum menandatangani PSC, Kontraktor telah menyelesaikan kewajiban keuangannya, yaitu pembayaran premi tanda tangan, dan memberikan jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Ketentuan Utama Prinsip Perjanjian Operasi Bersama (JOA) WK Melati Diterima
Sebelum penandatanganan PSC, konsorsium WK Melati yang terdiri dari PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati, SIEI Melati Limited dan KUFEC Indonesia (Melati) B.V.; Kerjasama teknis pengelolaan dan pengoperasian Kabupaten Melati yang beroperasi di darat dan lepas pantai di Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Penandatanganan pokok-pokok ketentuan dasar JOA WK Melati dilaksanakan di The Westin Surabaya pada Senin (14/10/2024).
Penandatanganan syarat pokok JOA WK Melati dilakukan oleh Direktur PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati Muhamad Arifin, Direktur SIEI Melati Limited Qin Shenggao dan Country Manager KUFPEC Indonesia Sarah Al-Baker. Penandatanganan key term juga kami bantu oleh PHE Rachmat Hidajat JOA WK Melati, Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Usaha PHE Rachmat Hidajat menyatakan kepuasannya atas terlaksananya penandatanganan syarat-syarat pokok JOA WK Melati. “Saya senang mendapat kesempatan menjadi bagian dari momen penting ini,” kata Rachmat.
Menurutnya, yang dilakukan PHE, Sinopec, dan KUFPEC bukan sekadar penandatanganan dokumen. Kolaborasi adalah tentang meletakkan landasan kemitraan yang dibangun berdasarkan tujuan bersama dan keyakinan bahwa semua pihak akan lebih kuat jika bersatu.
“Perjanjian ini mewakili kerja keras, diskusi dan komitmen yang telah disepakati bersama selama beberapa minggu dan bulan terakhir,” jelasnya.
Perlu diketahui, Rachmat mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak di kedua belah pihak yang telah mewujudkan kerja sama ini.
“Butuh banyak koordinasi, komitmen, dan kerjasama tim untuk membawa kita sampai pada titik ini. Kita memiliki kemitraan yang sukses dan banyak pencapaian besar di masa depan,” ujarnya.
Pada kesempatan lain, Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero), menyampaikan bahwa Pertamina terus mengembangkan sektor produksinya dengan terus berupaya memperoleh cadangan migas baru, salah satunya melalui WK Melati.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat mendukung tujuan pemerintah dan Perseroan untuk meningkatkan produksi migas nasional sekaligus menjaga ketahanan energi negara,” tutup Fadjar.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis minyak dan gas sejalan dengan prinsip-prinsip Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG). PHE berkomitmen terhadap Sepuluh Prinsip Universal UNGC dalam strategi dan aktivitasnya sebagai bagian dari penerapan pertimbangan ESG. PHE telah terdaftar sebagai anggota United Nations Global Compact (UNGC) sejak Juni 2022.
Mendukung aspek tata kelola, PHE selalu berkomitmen pada Zero Tolerance for Bribery, memastikan penipuan dapat dicegah dan perusahaan bebas dari suap. Salah satunya adalah penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang berstandar ISO 37001:2016.
PHE terus mengembangkan manajemen operasional yang prudent dan unggul secara profesional di dalam dan luar negeri untuk mencapai kesuksesan menjadi perusahaan minyak dan gas kelas dunia yang menghargai Lingkungan, Bertanggung Jawab Sosial, dan Tata Kelola yang Baik.
Sebagai perusahaan terdepan di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target Net Zero Emissions tahun 2060 dengan terus menggalakkan program-program yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seluruh upaya tersebut selaras dengan penerapan Environment, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasional Pertamina. (dpu/dpu) Tonton video di bawah ini: Video: Tak main-main Bahlil Bongkar Fakta Hilirisasi Nikel Cs Artikel Berikutnya PHE Catat Kenaikan Produksi Migas Hingga 8% dalam 10 Tahun