JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) cenderung melemah pada awal sesi perdagangan Jumat (11/1/2024), setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data inflasi Indonesia. Oktober 2024.
Data Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia yang dirilis BPS menunjukkan tren deflasi di Indonesia telah berakhir. BPS mencatat inflasi IHK Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,08% (month-on-month/mtm) pada Oktober 2024, setelah mencatat deflasi IHK selama lima bulan berturut-turut.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka menguat tipis 0,04% ke 7.571,10. Lima menit setelah saya membuka sesi, IHSG terkoreksi naik melemah 0,31% ke 7.550,51.
Pada awal sesi pertama hari ini, nilai transaksi indeks mencapai Rp784 miliar dengan 1,2 miliar lembar saham dan volume transaksi 91.999.
Pergerakan IHSG hari ini akan diwarnai oleh berbagai rilis data perekonomian dalam dan luar negeri, khususnya data inflasi dan manufaktur Indonesia.
Data terkini menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia akan kembali mengalami kontraksi pada Oktober 2024. Kontraksi tersebut memperpanjang periode penyesuaian produksi Indonesia selama empat bulan.
Data Purchasing Managers’ Index (PMI) yang diterbitkan S&P Global menunjukkan PMI manufaktur Indonesia turun menjadi 49,2 pada Oktober 2024. Jumlah ini tidak berubah sejak September.
Namun data tersebut juga menunjukkan PMI manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, yakni Juli (49,3), Agustus (48,9), September (49,2) dan Oktober (49,2).
Kontraksi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut ini menunjukkan betapa buruknya kondisi manufaktur Indonesia saat ini.
Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi produksi selama empat bulan berturut-turut adalah pada awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020, ketika aktivitas ekonomi terpaksa dihentikan untuk memperlambat penyebaran virus.
Pada awal pandemi, PMI mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut, yakni antara April hingga Juli 2020.
Menyusutnya PMI manufaktur selama empat bulan antara Juli dan Oktober 2024 juga menandai awal yang sulit bagi Presiden Prabowo Subianto yang baru saja dilantik pada 20 Oktober.
PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika lebih dari 50 berarti dunia usaha sedang dalam tahap ekspansi. Berikut ini arti dari kompresi.
S&P menjelaskan bahwa manufaktur Indonesia mengalami sedikit penurunan, dengan angka yang tidak berubah karena melemahnya output, pesanan baru, dan tambahan lapangan kerja. Situasi ini mencerminkan lesunya pasar manufaktur dan lesunya pasar tenaga kerja.
“Manufaktur Indonesia terus menunjukkan kinerja yang buruk pada bulan Oktober, dengan output, pesanan baru dan lapangan kerja menurun dibandingkan bulan September,” kata kepala ekonom S&P Global Market Intelligence Paul Smith dalam situs resminya.
Sementara itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia diperkirakan akan meningkat atau mencatatkan inflasi bulanan (mom/mtm) pada Oktober 2024 setelah lima bulan mengalami deflasi.
Inflasi dimulai pada bulan Oktober dengan kenaikan pada beberapa komoditas utama. 24 Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data IHK Oktober 2024 hari ini.
Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun 15 institusi ILLINI NEWS, inflasi IHK diperkirakan akan mengalami 0,03% (mtm) pada Oktober 2024.
Jika IHK (mtm) mencatat inflasi, maka ini merupakan inflasi pertama dalam enam bulan terakhir. Indonesia dilaporkan mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut.
Catatan ini lebih buruk dibandingkan tahun 1999 atau periode Indonesia terkena krisis tahun 1997/1998. Deflasi pada Mei hingga September 2024 juga menjadi rekor terburuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode lalu. Situasi ini mengkhawatirkan melemahnya daya beli.
Hanya dua dari 12 lembaga yang menyatakan Indonesia akan mengalami deflasi dan memperpanjang tren deflasi yang sebelumnya terjadi hingga Mei 2024 atau lima bulan berturut-turut. Jika hal ini terulang lagi, Indonesia akan mengalami deflasi selama enam bulan berturut-turut.
Sedangkan IHK diperkirakan berada di bawah level tahunan (yoy) sebesar 2% atau tepatnya 1,67%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi September 2024 yang sebesar 1,84% per tahun.
RISET ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Musim Dividen IPO Jumbo, Operasional BEI Akhir Tahun Mendongkrak Artikel Berikutnya Meski minim sentimen, IHSG melonjak 1,33% ke 7.129 di sesi I.