JAKARTA, ILLINI NEWS – Berkat penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang mendorong melemahnya indeks dolar, harga batu bara mulai naik.
Menurut Refinitiv, pada penutupan perdagangan kemarin (11/7/2024), terlihat harga referensi batu bara untuk kontrak ICE Newcastle November naik 0,77% menjadi $143,10 per ton.
Apresiasi tersebut menandai berakhirnya tren penurunan harga batu bara selama enam hari berturut-turut.
Indeks dolar (DXY) melemah akibat penurunan suku bunga yang dilakukan bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), yang menyebabkan harga batu bara rebound.
Hingga penutupan kemarin, DXY merelakan posisi terkuatnya dalam tiga bulan, terkoreksi 0,75% menuju level 104, menurut pelacakan ILLINI NEWS.
Seperti diketahui, pada Jumat pagi Federal Reserve kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu Amerika Serikat atau Jumat pagi waktu Indonesia.
Ini adalah pemotongan 25 basis poin kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berturut-turut. Sebelumnya, Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September lalu. Dengan demikian, suku bunga Federal Reserve telah diturunkan sebesar 75 basis poin.
Dalam pernyataannya, Federal Reserve menjelaskan bahwa mereka memangkas suku bunga karena yakin inflasi AS mendekati kisaran target 2%. Indikator-indikator ekonomi terkini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi berkembang dengan kecepatan yang solid
“Tingkat pengangguran meningkat namun tetap rendah. Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target 2%, namun masih cukup tinggi,” tulis Federal Reserve dalam situs resminya.
ILLINI NEWS selidiki
(tsn/tsn)