berita aktual Pengetatan Pengguna BBM Bakal Jalan di Era Prabowo? Ini Kata Bahlil

JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahdalia mengatakan aturan mengenai siapa yang berhak menggunakan bahan bakar penugasan khusus (JBKP) pertalite dan bahan bakar jenis tertentu (JBT) solar bersubsidi.

Menurut dia, pihaknya masih mematangkan aturan tersebut dan tidak ingin terburu-buru dalam proses penyusunannya. Mengingat dampak penerapan ini sangat luas.

“Sampai saat ini aturannya masih kita finalisasi, tidak terburu-buru. Karena harusnya kita tahu hasilnya setelah diterapkan di tingkat nelayan dan petani. Kita uji terus,” kata Bahlil.

Oleh karena itu, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto belum bisa memastikan apakah target BBM bersubsidi akan dilaksanakan pada masa pemerintahan. Aturannya sudah hampir final, tapi tinggal menunggu waktu saja apakah di bawah Pak Jokowi atau Prabowo, ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Pangan, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan INDEF, Abra El Talatov, mengingatkan jika pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak segera menerapkan kebijakan subsidi bahan bakar yang tepat sasaran, maka pemerintahan berikutnya akan terbebani dengan subsidi yang sangat besar. .

Menurut dia, kebijakan subsidi BBM terbuka saat ini dinilai tidak efisien dan dapat meningkatkan tekanan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), terutama pada risiko volatilitas harga minyak mentah global.

Jadi kalau pemerintah tidak segera mengambil langkah konkrit untuk mengubah kebijakan subsidi tertutup, pasti akan membebani APBN ke depan, kata Abra dalam program Energy Corner ILLINI NEWS, seperti dikutip Kamis (26/9/2024). .

Abra mengingatkan, pada tahun 2022, ketika harga minyak dunia naik, pemerintah masih bisa melakukan manuver fiskal dengan meningkatkan defisit APBN hingga lebih dari 3% PDB. Langkah ini akan memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan subsidi dan kompensasi energi hingga lebih dari Rp 500 triliun.

Namun, di masa depan, pemerintah harus kembali menerapkan disiplin fiskal dan tidak lagi mempunyai fleksibilitas seperti itu. Abra menegaskan, ada tantangan besar yang dihadapi pemerintahan mendatang.

Ia menilai, jika persoalan subsidi energi tidak segera diatasi pada masa pemerintahan Jokowi, maka persoalan tersebut akan semakin menyulitkan pemerintahan Prabowo. Tindakan konkrit penghentian kebijakan subsidi terbuka sangat mendesak untuk dilakukan agar tidak terjadi dampak negatif terhadap perekonomian negara di kemudian hari.

“Dalam beberapa tahun ke depan kita harus kembali menjaga disiplin fiskal. Pak Prabowo punya tugas besar untuk pemerintahan selanjutnya, sehingga persoalan subsidi, kebijakan subsidi energi, menjadi beban tambahan bagi pemerintahan ke depan,” ujarnya. . (pgr/pgr) Tonton video di bawah ini: Video: Harga Minyak Tak Subsidi Turun Artikel berikutnya Faisal Basri Kecam Kebijakan Minyak Jokowi: Hanya Bikin Masalah Baru!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *