JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahdalia tak memungkiri kini ada aktivitas impor nikel dari negara tetangga untuk Indonesia. Meski demikian, Bahlil menegaskan aktivitas impor tersebut tidak ‘haram’.
Bahl menjelaskan impor nikel merupakan nikel kadar rendah atau limonit hanya untuk 2 kapal.
Katanya, “Nah sekarang sebagian barangnya (nikel) sudah diimpor, saya kira ada dua kapal. Iya pak? Dua kapal, dan itu limonit. Dan itu limonit.” Minerba Expo 2024, Balai Kartini, Jakarta, Senin (25/11/2024).
Bahlil mengatakan, impor nikel ke Indonesia bukanlah tindakan yang ‘haram’. Sebab, umumnya negara-negara industri maju di dunia melakukan hal tersebut untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industrinya
“Dan di negara industri, kita sudah menjadi salah satu negara industri nikel. Impor sebenarnya tidak haram. Untuk mengisi stok bahan baku kan? Betul,” ujarnya.
Sebagaimana dicatat, cadangan bijih nikel Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, yakni mencapai 42,1% dari cadangan global. Kemudian Australia 18,4%, Brazil 12,2%, Rusia 6,4%, Kaledonia Baru 5,4%, Filipina 3,7%, China 3,2% dan negara lainnya.
Meski Indonesia merupakan negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RKB) Indonesia telah memperingatkan adanya perizinan lebih lanjut atas produksi nikel yang dapat menyebabkan jatuhnya harga nikel global.
“Kasihan para penambang kita. Kasihan saudara-saudara kita. Ya, yang saya pikirkan bukan hanya warga yang punya air panas, tapi juga para pemilik tambang ini,” imbuhnya.
Oleh karena itu, jika produksi nikel dalam negeri terlalu tinggi akan berdampak pada sektor pertambangan dan perdagangan
“Saya kira kalau RKAB saya naikkan, kalau melebihi batas kapasitas permintaan maka harganya akan turun. Kepentingan satu atau dua perusahaan akan menghancurkan tatanan saudara kita pemilik tambang. Saya kira itu tidak adil. , katanya. (pgr/ pgr) Simak videonya di bawah ini: Peta Serangan Nuklir Rusia vs Inggris ke Inggris Artikel Selanjutnya Mengesankan RI Nikel Impor Bijih Besi Tanam, ini respons Kementerian ESDM