Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar Garuda terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sedikit menguat di tengah lemahnya indeks dolar dan menunggu hasil Rapat Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024.
Berdasarkan data Refinitiv, rupiah menguat 0,16 persen ke Rp15.840/US$ pada akhir perdagangan akhir pekan Jumat (29/11/2024). Setiap harinya, nilai tukar rupiah bervariasi antara Rp 15.830/US$ hingga Rp 15.870/US$. Sepanjang pekan ini, rupiah bergerak stabil dengan menguat tipis sekitar 0,19% dari level penutupan sebelumnya Rp 15.870/US$.
Bersamaan dengan penguatan rupee pada hari ini (28/11/2024), Indeks Dolar AS (DXY) melemah 0,38% atau 15,00 menjadi 105,74. Hal ini tentu memberikan nafas baru bagi rupiah dan menjadi salah satu pendorong penguatan nilai tukar Indonesia.
Selain pelemahan indeks dolar AS yang kembali ke level 105, rupiah juga sejalan dengan ekspektasi pasar jelang Rapat Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 yang digelar di Jakarta pada 29 November 2024. kuat. pada pukul 19.00 WIB.
Tema “Memperkuat Stabilitas Perekonomian dan Transformasi Nasional” yang dikembangkan di PTBI mencerminkan komitmen Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas perekonomian sekaligus mendukung transisi menuju pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Ekspektasi ini bergantung pada reaksi bauran kebijakan BI, termasuk moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran, yang berperan dalam menjaga stabilitas nilai tukar. Pelaku pasar juga menantikan prakiraan perekonomian dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang diperkirakan akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan mengendalikan suku bunga di tengah tantangan dinamika perekonomian global.
Selain itu, pasar juga fokus terhadap kemungkinan kemunculan Presiden Prabowo Subianto yang untuk pertama kalinya sejak menjabat pada 20 Oktober 2024, bisa menunjukkan pandangannya terhadap kebijakan makroekonomi. Kehadiran Presiden pada acara ini akan memberikan sinyal positif atas eratnya koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian global akibat stagnasi perekonomian dan perkembangan geopolitik.
Kekuatan PTBI 2024 dipandang sebagai sentimen pasar yang kuat, karena stabilitas makroekonomi yang berkelanjutan menjadi landasan penting dalam mewujudkan Indonesia Cerdas. Dengan membaiknya koordinasi kebijakan, optimisme terhadap stabilitas perekonomian Tanah Air semakin meningkat sehingga mendukung tren positif nilai tukar rupee saat ini. Di sisi lain, pelemahan Indeks Dolar AS (DXY) yang turut memperkuat rupee mendapat tekanan akibat meningkatnya tensi geopolitik global.
Serangan Rusia baru-baru ini terhadap Ukraina, termasuk penggunaan senjata yang menargetkan infrastruktur energi di beberapa kota, telah meningkatkan kekhawatiran pasar mengenai risiko meningkatnya perang.
Penunjukan Jenderal Keith Kellogg oleh Presiden AS Donald Trump sebagai utusan khusus Ukraina-Rusia dan ancaman nuklir baru dari Presiden Vladimir Putin menambah ketidakpastian global. Meskipun intelijen AS memperkirakan risiko penggunaan senjata nuklir masih rendah, namun ketegangan tersebut memberikan tekanan pada dolar AS sebagai safe haven, dan memberikan peluang bagi mata uang seperti rupiah untuk menguat.
Survei ILLINI NEWS INDONSIA (mkh/mkh) Simak video di bawah ini: Video: Masih Penuh Pengaruh, “Ancaman” IHSG Turun ke 7.000 Artikel Berikutnya Setelah Joe Biden, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?