Jakarta, ILLINI NEWS – Ketimpangan kelas ekonomi masyarakat Indonesia semakin terlihat dengan banyaknya masyarakat yang tinggal di kelas atas yang jumlahnya kurang dari 0,5% dari total penduduk.
Berdasarkan data Susenas tahun ini, jumlah masyarakat kelas atas di Indonesia hanya 1,07 juta orang, padahal jumlah WNI kini sudah lebih dari 280 juta orang.
Dari segi pertumbuhan, kelas atas bertambah sekitar 10.000 orang dalam satu tahun dan terus menurun secara proporsional dari 0,42% menjadi 0,38% dari total penduduk.
Menurut Susenas, sejumlah kecil orang terpandang yang pengeluaran bulanannya hanya Rp 10 juta.
Secara spesifik, besaran kelas menengah didasarkan pada pengukuran Bank Dunia dalam buku berjudul Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class 2019.
Kelompok ini berdasarkan kelas pendapatan dengan garis kemiskinan sebesar INR 582.932 per orang.
Untuk kelas menengah, pengeluarannya 3,5 hingga 17 kali lipat dari tingkat kemiskinan, atau pengeluaran sekitar Rp 2,04 hingga 9,90 juta per orang per bulan. Kelas menengah miskin 1,5-3,5 kali lipat dari angka kemiskinan atau 874,39 ribu hingga Rp 2,04 juta. Tingkat kemiskinan tersebut 1-1,5 kali lipat dari tingkat kemiskinan atau Rp 582,93 ribu hingga Rp 874,39 ribu.
Sedangkan kelompok masyarakat terbawah pengeluarannya berada di bawah garis kemiskinan yaitu sebesar Rs 582,93 per orang per bulan, sedangkan kelompok kelompok atas pengeluarannya 17 kali lipat dari tingkat kemiskinan atau lebih yaitu Rs 9,90 per orang per bulan. .
Sementara itu, pada saat yang sama, ketimpangan semakin terlihat jelas dengan banyaknya kelas menengah yang masuk dalam kelompok kasta dan pengeluarannya mendekati kelas menengah terbawah.
Pada tahun 2024, pengeluaran rata-rata sebesar Rp2,05 juta, atau mendekati ambang batas kelas menengah sebesar Rp2,04 juta.
Padahal, pada tahun 2014, anggaran rezim sebesar Rp1,70 juta dengan minimal Rp1,05 juta dan maksimal hanya Rp5,14 juta. Tahun 2019 pengeluaran sebesar Rp 2,1 juta dengan minimal Rp 1,48 juta dan margin Rp 7,22 juta.
Sedangkan pada tahun 2023, model pembelanjaannya sebesar Rp2,05 juta dengan batas bawah Rp1,65 juta dan batas atas Rp8,03 juta.
Dalam 10 tahun, Indonesia kehilangan 9,68 juta jiwa. Dengan cara ini, masyarakat miskin dan rentan kemiskinan mencapai lebih dari 92 juta orang.
Dalam lima tahun terakhir, jumlah penduduk miskin rentan diperkirakan meningkat signifikan menjadi 12,72 juta jiwa, dan proporsi penduduk meningkat dari 20,56% menjadi 24,23%.
Jajak pendapat ILLINI NEWS
(tsn/tsn) Tonton video di bawah ini: Prabowo: Transmisi mutlak, tidak bisa ditawar!