Jakarta, ILLINI NEWS – Indonesia akan menyelenggarakan Pilkada Serentak pada 27 November 2024. Ini merupakan pemilu terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Sebanyak 545 jabatan diperebutkan dan rakyat Indonesia akan memilih 37 gubernur, 93 wali kota, dan 415 bupati. Namun dari 38 provinsi di Indonesia, hanya Yogyakarta yang tidak memilih gubernur karena dipimpin oleh sultan.
Hal ini pun menarik perhatian media asing. Channel News Asia (CNA) memberitakan hal tersebut dengan judul “Pertaruhan tinggi dalam pemilu daerah di Indonesia untuk Prabowo, Megawati di tengah permainan kekuasaan” pada Rabu (20/11/2024).
Meskipun pemilihan kepala daerah kurang mendapat perhatian internasional dibandingkan pemilihan presiden dan legislatif pada bulan Februari, namun pemilihan kepala daerah tetap layak untuk disaksikan karena meningkatnya bintang politik dan permainan kekuasaan dari faksi politik utama yang dipimpin oleh presiden baru, Prabowo Subianto, dan mantan presiden. Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan mantan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri,” demikian dilansir situs Singapura.
Media memberitakan bagaimana para analis dan pemimpin daerah mendefinisikan model hubungan kerja antara pemerintah pusat dan provinsi, kabupaten, dan kota masing-masing. Hal ini juga mempengaruhi daya tarik investasi asing dan pembentukan kemitraan lintas batas.
“Dengan pemilihan kepala daerah yang berlangsung hanya sembilan bulan setelah pemilihan presiden dan legislatif pada bulan Februari, para analis melihat semakin besarnya permainan kekuasaan yang dimainkan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo dan mantan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) – Presiden Megawati,” imbuhnya. . .
“Koalisi besar parpol yang diusung Prabowo disebut KIM Plus dan diyakini banyak didukung oleh pendahulunya, Jokowi,” imbuhnya.
Koalisi ini awalnya terdiri dari partai terbesar kedua di Tanah Air, Golkar, Partai Gerindra yang mengusung Prabowo, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), dan saat ini sedang membentuk pemerintahan bersama beberapa partai lainnya, tambahnya.
“Di sisi lain, PDI Perjuangan Megawati memenangi pemilu legislatif dan merupakan partai terbesar di Tanah Air. Koalisi ini belum mengindikasikan apakah akan mendukung KIM Plus yang mengusung Prabowo atau menjadi oposisi, sementara belum ada anggota PDI-P yang ditunjuk dalam kabinet Prabowo.
Juga disertakan perspektif pakar kebijakan dan peneliti tamu dari ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura. Suara Jokowi juga disebut masih sangat kuat di Pulau Jawa.
“Yang istimewa dari pemilu kali ini dibandingkan pemilu daerah (sebelumnya) lainnya adalah…koalisi KIM Plus mendominasi pemilu kali ini,” kata pengamat Made Supriatma.
“Dia (Jokowi) tidak ada di partai politik mana pun, tapi dia masih punya pengikut setia, terutama di Jawa – Jawa Tengah dan Jawa Timur,” imbuhnya.
Perlu diketahui, saat ini Jokowi mendukung calon KIM Plus Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta dan Ahmad Lutfi di Jawa Tengah. Hal ini meningkatkan pertaruhan di beberapa medan pertempuran di mana anggota KIM Plus mencoba merebut kubu PDI-P dari petahana.
Selain di Jakarta, pertempuran juga terjadi di daerah lain. Sebut saja Jawa Tengah dan Sumatera Utara.
Di Jawa Tengah, persaingan untuk menjadi gubernur berlangsung sengit, dengan mantan Panglima TNI dan purnawirawan jenderal bintang empat Andika Perkasa diadu melawan jenderal polisi bintang dua Ahmad Lutfi. Di Sumatera Utara, provinsi terbesar di pulau itu, menantu Jokowi, Bobby Nasution, kembali mencalonkan diri dan memimpin melawan Eddie Rahmayadi dari PDI-P.
(sef/sef) Saksikan video di bawah ini: Video: Teka-teki Pemimpin Baru Jakarta Artikel berikutnya Media Jepang menyoroti manuver Prabowo-Jokowi dan demonstrasi luar biasa di Indonesia