Jakarta, ILLINI NEWS-Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) masih mempelajari situasi keuangan yang cenderung menimbulkan kesimpangsiuran. Artinya, terdapat ketidaksesuaian antara data perekonomian dengan keluhan masyarakat terhadap daya beli.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Komisioner (DK) LPS Purbaya Yudhi Sadewa, dalam rapat kerja dengan Komite XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (20/11/2024).
Soal BPR, kenapa LDR naik terus? Terus terang kami masih agak bingung, ujarnya.
“Melihat data makroekonomi, kita tidak bisa mengatakan perekonomian sedang turun. Tapi melihat anekdotnya, daya beli segala sesuatu mulai dari pasar, surat kabar, TikTok, dan lainnya sepertinya sedang turun,” jelas Purbaya.
Dalam pandangan Purbaya, lemahnya daya beli masyarakat membuat BPR bisa menjadi korban awal. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih mendalam untuk mempersiapkan jawabannya dengan baik.
“Ada kemungkinan terjadi perlambatan ekonomi dan yang pertama dirasakan adalah kemungkinan BPR. Kami mewaspadai hal itu,” ujarnya.
LPS akan mengangkat persoalan ini dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang beranggotakan pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, LPS belum memiliki alat analisis daya beli khusus.
“Semua datanya agak membingungkan, data makro terlihat stabil tapi belum terintegrasi. Data BPR ini menegaskan kita perlu lebih berhati-hati,” jelas Purbaya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin 15 bank umum (BPR) dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Berikut daftarnya:
1. BPR Wijaya Kusuma
2. BPRS Mojo Artho Kota Mojokerto (Perseroda)
3. BPR Usaha Madani Karya Mulia
4. BPR Pasar Bhakti Sidoarjo
5. BPR Purworejo
6. Tunai EDC BPR
7. BPR Aceh Utara
8. BPR Sembilan Mutiara
9. BPR Bali Artha Anugrah
10. BPRS Saka Dana Mulia
11. BPR Dananta
12. BPR Bank Jepara Artha
13. BPR Lubuk Raya Mandiri
14. BPR Sumber Artha Waru Agung
15. BPR Alam Primadana Capital (mij/mij) Simak video di bawah ini: Video: Strategi multifunding untuk menggenjot pendanaan Saat daya beli ambruk Artikel selanjutnya Bos LPS kaget Sistem perbankan di Jerman 80% dikuasai bank-bank kecil syariah