Jakarta, ILLINI NEWS Rupiah tiba-tiba berbalik arah dan menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Tak gentar, rupiah berhasil menguat hingga kisaran Rp 200 per dolar AS dalam sehari.
Berdasarkan data Refinitiv, pada perdagangan kemarin, Kamis (7/11/2024), rupiah menyentuh level Rp 15.800. Meski saat itu rupiah ditutup pada Rp 15.730/US$.
Pagi ini, rupiah dibuka menguat 0,79% pada Rp/US$15.605. Penguatan rupiah disebabkan oleh keputusan bank sentral AS (Fed) yang memangkas suku bunganya dan peningkatan cadangan devisa Indonesia (cadev).
Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$151,2 miliar. Pendapatan ini meningkat sebesar $1,3 miliar dari $149,9 miliar.
Peningkatan simpanan valuta asing antara lain disebabkan oleh penerimaan pajak dan penerimaan jasa serta penerbitan pinjaman luar negeri pemerintah.
Tadi pagi, The Fed memutuskan kembali memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50-4,75%.
Pemotongan sebesar 25 basis poin ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) berturut-turut. Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada September lalu. Oleh karena itu, suku bunga The Fed dipangkas sebesar 75bps.
Suku bunga rendah The Fed dapat memberi sedikit dorongan pada rupee, setidaknya untuk sementara. (mj/mj) Tonton video di bawah ini: Video: IHSG ambruk hingga rupiah segera menyentuh Rp/USD 16.000 Artikel berikutnya Rp 16.300 dolar, BI mulai langkah ‘intervensi tiga kali lipat’