Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia- Indonesia, negara dengan lebih dari 17.000 pulau, bukan hanya surga bagi wisatawan. Nusantara menyembunyikan rahasia di setiap sudut wilayahnya.
Dari barat hingga timur, beragam produk berkualitas tinggi tersebar luas menjadi kekuatan ekonomi dan identitas budaya setiap pulau.
Jawa dengan padinya yang melegenda, Sulawesi dengan keunikan kakaonya, dan Sumatera yang menjadi raja kelapa sawit dunia. Dibalik keindahan alamnya terdapat potensi besar yang menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun pasar ekspor internasional.
Jawa
Pulau Jawa, meski luasnya kecil dibandingkan pulau lain, namun merupakan roti beras Indonesia. Produksi beras di pulau ini mencapai angka yang luar biasa, menyumbang 54% kebutuhan beras negara. Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2023 Pulau Jawa akan menghasilkan sekitar 32 juta ton beras dari total produksi nasional sebesar 59 juta ton.
Kabupaten Indramayu dan Karawang menjadi sentra produksinya, dengan teknik bertani yang semakin canggih.
Sayangnya ekspor beras Jawa masih kecil karena fokusnya hanya pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri. Meski beras Indonesia tidak banyak diekspor, namun nilai pasar dalam negeri mencapai Rp 300 miliar per tahun. Keberadaan varietas unggul seperti beras pandan yang lebih harum telah menarik minat pasar internasional, terutama dari negara-negara Timur Tengah yang sudah mulai melirik kualitas beras Indonesia.
Sumatra Tak jauh dari Pulau Jawa, Sumatra merupakan penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Dari Provinsi Riau hingga Sumatera Utara, perkebunan kelapa sawit tersebar luas, menghasilkan produk bernilai tinggi yang diekspor ke berbagai negara mulai dari India hingga Uni Eropa. Nilai FOB minyak sawit mencapai miliaran dolar setiap tahunnya.
Indonesia umumnya mengekspor sekitar 36 juta ton minyak sawit mentah (CPO) setiap tahunnya, dengan 85% produksinya berasal dari Sumatera. Pada tahun 2023, nilai ekspor minyak sawit Sumatera akan mencapai $30 miliar dengan tujuan utama antara lain India, Tiongkok, dan Uni Eropa.
Meskipun Sumatera harus bersaing dengan Malaysia, produsen utama minyak sawit, namun daya saing Sumatera tetap kuat dengan inovasi berkelanjutan dalam pengolahan dan keberlanjutan perkebunan kelapa sawit.
Sulawesi
Kalau ke Sulawesi, kakao jadi bintang utamanya. Sulawesi dikenal sebagai penghasil kakao premium yang diekspor ke pasar Eropa, khususnya ke Swiss dan Belgia, dua negara yang menjadi pusat produksi coklat berkualitas global.
Data BPS menunjukkan bahwa Sulawesi menyumbang lebih dari 70% produksi kakao nasional, dan nilai ekspornya terus meningkat setiap tahunnya. Produksi kakao di Sulawesi akan mencapai 500 ribu ton pada tahun 2023 atau sekitar 72% dari total produksi nasional. Ekspor kakao Indonesia terutama ke Swiss dan Belgia dengan nilai ekspor sebesar 1,2 miliar dolar.
Hal ini juga berhasil memperkenalkan kakao Sulawesi ke pasar Amerika Serikat, dan kualitas kakao Indonesia diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia.
Maluku dan papua
Sementara di wilayah timur Indonesia, seperti di Maluku dan Papua, mereka fokus pada rempah-rempah seperti pala dan cengkeh yang sudah menjadi makanan pokok sejak zaman kolonial.
Produksi biji-bijian di Maluku, misalnya, menjadi basis industri cengkeh nasional, sedangkan ekspor cengkeh menjangkau pasar India dan Eropa. Pada tahun 2023, produksi gabah Maluku mencapai 110 ribu ton, dan 45 ribu ton akan diekspor, terutama ke India dan beberapa negara Eropa. nilai ekspor biji-bijian adalah 220 juta dolar.
Namun, Maluku harus bersaing ketat dengan Tanzania yang belakangan muncul sebagai pemain baru di pasar kuku internasional.
Nusa Tenggara
Tak kalah menariknya, Nusa Tenggara menawarkan kopi Robusta yang kian diminati dunia internasional. Robusta berkualitas di sekitar Flores misalnya, berhasil mendapat tempat di pasar Amerika dan Jepang, dengan harga yang semakin bersaing di pasar dunia. Pada tahun 2023, Nusa Tenggara akan menghasilkan sekitar 72 ribu ton kopi dengan nilai ekspor sebesar 95 juta dolar.
Nilai FOB kopi Robusta Nusa Tenggara terus meningkat berkat perbaikan proses pasca panen dan upaya petani lokal dalam menjaga kualitas produknya.
Meski setiap pulau memiliki senjata rahasianya masing-masing, namun tantangan yang mereka hadapi tidak terlalu sulit. Persaingan global, fluktuasi harga pasar dan perubahan iklim merupakan ancaman nyata terhadap sektor pertanian dan perkebunan Indonesia.
Namun dengan dukungan kebijakan yang tepat dan inovasi teknologi, Indonesia berpotensi untuk terus memperkuat posisi strategisnya di pasar komoditas global.
Pulau-pulau di Indonesia bukan hanya kumpulan daratan yang indah, tapi juga gudang kekayaan yang tak ternilai harganya. Mulai dari beras di Jawa hingga kakao di Sulawesi, setiap pulau membantu mewujudkan impian Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi berbasis sumber daya alam. Sudah saatnya dunia mengetahui bahwa dibalik keindahan alam nusantara terdapat potensi besar yang siap menaklukkan pasar internasional.
RISET ILLINI NEWS[email protected] (emb/emb) Simak video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Nego!