Jakarta, ILLINI NEWS – Emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kerugian yang diatribusikan kepada pemilik induk sebesar Rp 421,8 miliar sepanjang kuartal III tahun ini. Kerugian ini meningkat 137,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai Rp 177,3 miliar.
Penjualan bersih KAEF September 2024 naik tipis atau 1,94% menjadi Rp 7,86 triliun berdasarkan laporan keuangan. Namun beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp5,51 triliun dari tahun lalu Rp4,89 triliun sehingga laba kotor turun 16,37% dari Rp2,81 triliun menjadi Rp2,35 triliun pada kuartal III tahun ini.
Selain itu, bersih dari beban operasional meningkat menjadi Rp 2,65 triliun, pendapatan lain-lain meningkat menjadi Rp 107,8 miliar dan selisih kurs meningkat menjadi Rp 3,53 miliar, kemudian laba operasional bulan September meningkat dari Rp 240 miliar menjadi Rp 197,5 ra dalam miliar.
Kemudian setelah dikurangi beban keuangan sebesar Rp442,2 miliar, pendapatan keuangan turun menjadi Rp6,09 miliar sehingga rugi sebelum pajak meningkat menjadi Rp633,6 miliar dari tahun 2023 sebesar Rp149,6 miliar.
Di luar pajak lainnya, kerugian KAEF tahun berjalan sebesar Rp 550,8 miliar dibandingkan tahun 2023 sebesar Rp 130,2 miliar. (mkh/mkh) Tonton video di bawah ini: Video: Strategi MIND ID perkuat industri aluminium NEW Artikel berikutnya Untuk keberlanjutan bisnis, Kimia Farma (KAEF) menggunakan dua strategi tersebut.