illini news Bukan Cuma Belanda, Negara Kolonial Ini Juga Bangun Istana di RI

Jakarta, ILLINI NEWS – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal peninggalan kolonial Jakarta dan Istana Kepresidenan di Bogor.

Gubernur Jenderal Hindia Belanda seperti Pieter Gerardus van Overstraten dan GW Baron van Imhoff ditunjuk Jokowi sebagai penghuni lama Istana Kepresidenan. Atas dasar itu dia ingin anak-anak Indonesia membangun gedung Gedung Negara. Seperti yang terjadi di Istana Ibu Kota Negara di Nusantara, Kalimantan Timur. 

Namun ternyata Jakarta juga memiliki istana yang dibangun oleh pemerintah kolonial Perancis, bukan Belanda. Nama gedung tersebut adalah De Witte Huis (Gedung Putih) Daendels. 

Gedung Putih dibangun pada tanggal 7 Maret 1809, ketika Willem Daendels dari Jerman berkuasa.

Perlu diketahui, pemerintahan Daendels di Indonesia menandai dimulainya kolonialisme Perancis di Indonesia, meski secara tidak langsung. Saat itu, Belanda berada di bawah kekuasaan Perancis.

Alhasil, seluruh wilayah jajahan Belanda, termasuk Indonesia, menjadi milik Prancis. Untuk mengurus Indonesia, Kaisar Napoleon Bonaparte memerintahkan Daendel untuk mengatur pemerintahan Indonesia dan mengatur pertahanan perang. Masa pemerintahan Daendels di Indonesia terbilang singkat. Hanya 4 tahun dari 1808 hingga 1811.

Gedung Putih merupakan sisa kekuasaan Daendels. Ia membangun istana baru untuk menggantikan istana lama di Weltevreden. Ia kemudian memerintahkan arsitek terkenal JS Schulze untuk merancang bangunan tersebut. 

Daendels ingin Gedung Putih bergaya Prancis, Kekaisaran, dengan kantor, apartemen, perkebunan, dan tempat penampungan hewan. Oleh karena itu, lokasi keraton dipilih di sebelah timur Lapangan Parade (sekarang: Lapangan Banten). Banyak yang tidak setuju selama pembangunan.

Gedung Putih dianggap boros hanya karena keuangan negara sedang terpuruk. Namun sejarah selanjutnya mencatat bahwa Daendels tetap bersikeras membangun Gedung Putih.

Dalam Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe (1988), pembangunan istana berjalan lambat. Istana baru selesai dibangun pada tahun 1828, 19 tahun setelah peletakan batu pertama.

Proses panjang ini membuat Daendels sang petahana tidak bisa bertahan di sana. Pasalnya pada tahun 1811 kekuasaan Daendels berakhir. Sepeninggal Daendels, Gedung Putih berada di bawah kendali pemerintah kolonial Belanda. 

Pada masa kemerdekaan, gedung Gedung Putih tidak ada hubungannya dengan kediaman negara yang digunakan Presiden. Gedung Gedung Putih berfungsi sebagai kantor Departemen Keuangan. Namanya juga diubah menjadi Gedung AA Maramis, bagian dari kompleks Kementerian Keuangan RI di Jakarta Pusat.

(mfa/mfa) Tonton video di bawah ini: Video: Teks tentang perspektif bisnis perawatan rambut lokal.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *