illini berita Dolar Nyaris Rp15.500, Analis: Kemarin Rupiah Menguat Terlalu Cepat

Jakarta, ILLINI NEWS – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat pagi (4/10/2024) dinilai wajar oleh sejumlah analis. Apresiasi nilai tukar rupee selama beberapa waktu terakhir dinilai sangat pesat.

“Rupiah overvalued banget, kemarin menguat sangat cepat,” kata Ekonom Bank BCA Barra Kukuh Mamia saat dihubungi, Jumat (4/10/2024).

Barra memperkirakan penguatan nilai tukar Rupiah yang mencapai Rp 15.000/AS pada akhir September tahun lalu didukung oleh instrumen moneter Bank Indonesia seperti Surat Berharga Rupiah BI (SRBI). Ia mengatakan, alat ini mendukung penguatan rupee sebesar 500-600 basis poin. Sementara kurs utama rupiah masih berada di level Rp 15.600-16.000/USD.

“Nilainya agak dibuat-buat kemarin,” ujarnya.

Selain itu, Barra menilai penguatan rupee yang terjadi belakangan ini juga didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Sayangnya, menurutnya, ekspektasi penurunan suku bunga The Fed kini semakin memudar seiring dengan perkembangan situasi global.

Ia mengatakan perkiraan perlambatan inflasi global yang dipicu kelebihan pasokan di Tiongkok akan tertahan oleh tawaran stimulus jumbo dari negara tirai bambu tersebut. Pada saat yang sama, tren penurunan harga minyak dunia diperkirakan akan berbalik arah akibat meningkatnya konflik antara Iran dan Israel.

“Oleh karena itu, pasar mempertanyakan apakah The Fed akan mampu melakukan pengurangan QE secara agresif di masa depan,” kata Lamb.

Seperti diketahui, tren pelemahan rupee berlanjut pada Jumat pagi. Rupiah dibuka melemah 0,42% pada Rp15.480/USD hari ini, menurut Refinitiv. Pelemahan ini seiring dengan penutupan perdagangan kemarin (3/10/2024) yang turun 1,02%.

Selain itu, kurang dari delapan menit setelah pembukaan perdagangan, rupiah melemah 0,71% menjadi Rp 15.525/AS. Sedangkan DXY turun 0,07% menjadi 101,91 pada pukul 09:00 WIB. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan posisi kemarin di 101,99.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupee salah satunya disebabkan oleh rilis data perekonomian AS. Ia mengatakan, data PMI sektor jasa AS bulan September lebih baik dari perkiraan pasar.

“Data ini tidak cukup jelas untuk mendukung pengurangan kebijakan bank sentral AS,” ujarnya.

Selain itu, Ariston menilai pasar khawatir terhadap kemungkinan terjadinya perang besar di Timur Tengah yang dipicu oleh konflik antara Iran dan Israel. Karena ketegangan ini, investor cenderung mencari aset yang aman seperti dolar AS.

Ia mengatakan: “Indeks dolar AS pagi ini bergerak di kisaran 101,90, lebih tinggi dibandingkan pergerakan pagi sebelumnya di kisaran 101,75.” (rsa/mij) Tonton video di bawah ini: Video: Mau USD di bawah Rp 15.000 di akhir tahun? Begini Kondisi Artikel Selanjutnya Rupee Antri di Money Changer, Ini Harga Jualnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *